[FICLET] Can’t Stop


cant-stop1

|| Title: Can’t Stop || Author: Phiyun || Genre: Romance || Cast: Park Shin Hye || Jung Yong Hwa (CNBlue) || Seohyun (SNSD) || Jang Geun Seok || Thame Song : Can’t Stop (Cnblue)

Poster Credit: the12wolves @ story poster zone (Thanks ^^)

Halloo… Readers ini cerita yang kedua yang kubuat yang pemeran utamanya Yongshin Couple. Cerita ini Terinspirasi dari lagu Cnblue yang baru yang judulnya Can’t Stop tapi alur ceritanya 100% beda sama mv nya. Lebih seru lagi kalau bacanya sambil dengerin lagunya. Pemain yang ada didalam cerita real milik penulis ya kalau di dunia kenyataan milik keluarganya dan agencynya. Heheee… XD

oh iya isi keseluruhan dalam ceritanya aku buat kebanyakan tentang Pov Jung Yong Hwa ya (^-^)/.

*** Happy  Reading ***

Pernahkah kau melakukan apa yang sedang aku alami sekarang? Maksud hati ingin berkata ‘A’ tapi yang keluar perkataan ‘B’ dan ‘C’. Pada saat aku ingin mengucapkan kata – kata yang manis malahan yang keluar perkataan yang menyakitkan hati pada dirinya?

Saat bertemu dengannya aku jadi salah tingkah dan aku memberikan jarak pada dirinya? Tapi saat dia tidak ada di dekatku, aku mencarinya seperti orang gila yang takut kehilangan dirinya untuk selamanya. Aku ingin melupakannya dari fikiranku untuk sesaat tapi itu malahan sebaliknya, dia membuatku semakin merindukannya dan ingin bertemu dengan dirinya.

Padahal dulu aku tidak seperti ini? Aku sudah mengenal dia bukan 1 atau 2 tahun melainkan aku sudah mengenalnya hampir 20 tahun. Sampai – sampai aku tahu apa yang dia sukai maupun yang dia benci. Aku juga tidak tahu sejak kapan awalnya kita berdua bisa sedekat ini. Apakah karena kita bertetangga? Atau karena Eomma kita saling berteman dekat, ataukah memang kita berdua memang sudah di takdirkan untuk bersama?

I will think of you

just once a day, miss you

I’ll try to forget

you just once a day

Can’t I?

Can’t I?

If I can’t,

then what do I do?

~~~ooo~~~

 

“Yong Hwa Oppa. Tunggu sebentar!” teriaknya.

                Aku langsung menghentikan motor sport hitamku lalu menoleh ke belakang. Ternyata yang memanggilku adalah Park Shin Hye. Wanita yang membuatku salah tingkah akhir – akhir ini. Saat aku mendengar dia memanggil namaku mengapa aku merasa sangat senang ya? Padahal dulu tidak seperti ini. Sebenarnya apa yang sedang terjadi pada diriku? Aku hanya bisa bertanya dalam hati.

 “Ada apa kau memanggil ku?”

“Begini Oppa bolehkah aku ikut bersama dengan mu ke kampus, kebetulan hari ini aku ada Quiz di kampus.”

“Ya sudah naik lah!”

Dengan nada yang agak ketus aku menjawabnya. Padahal dalam hati aku sangat senang bisa jalan ke kampus bersama dengannya.

“ Apakah Oppa  marah padaku? Kalau kau keberatan, aku tidak apa – apa kok.”

A—n—nii  sudah cepat naik nanti aku ikut telat masuk kelas.”

Dengan cepat dia naik ke motor ku. Aku mulai menghidupkan motor dan menggas dengan tiba-tiba dan itu membuatnya kaget dan langsung memeluk ku dengan erat. Sebenarnya aku sengaja untuk melakukan itu agar aku  bisa lebih dekat dengannya. Aku hanya bisa tersenyum sembunyi-sembunyi di depan dia.

“Apakah aku bersikap kekanak-kanakan kepada dirinya tadi?”

At one word you say, I smile

I live like a mirror every day

My day is yours

 

~~~ooo~~~

 

                Tibalah kami di kampus. Tapi Shin Hye tidak menyadarinya karena di sepanjang jalan dia hanya menutup mata. Sepertinya dia sangat ketakutan. Sampai-sampai tangannya masih bergetar saat dia memeluk ku. Sepertinya aku benar-benar membuatnya ketakutan.

                “Apakah aku keterlaluan tadi? Akukan hanya bercanda.”

“Shin Hye-a sudah sampai kampus nih, apa kau baik – baik saja?” ucapku pelan

“Sudah sampai ya, Oppa? Mianhae aku tidak menyadarinya.”

                Dengan terburu – buru dia turun dari atas motorku. Tapi mungkin karena dia merasa agak shock saat tadi sehingga dia hampir saja jatuh saat turun dari motorku. Dengan sigap aku menarik lengannya saat dia akan jatuh. Tanpa aku sadari ternyata jarak wajah kami berdua sangatlah dekat, ya… hanya beberapa inci. Dan aku bisa melihat dengan jelas wajahnya yang begitu kaget dan tiba-tiba wajah kami berdua berubah menjadi merah padam.

Mian..hae..yo Yong Hwa Oppa, aku tidak sengaja tadi.” ucapnya terbata – bata dan itu membuatnya terlihat sangat imut di mataku.

“Gwenchana, sana kau masuk kelas katanya sekarang kamu ada Quiz. Semoga berjalan lancar ya.”

“Gomawo, Oppa. Aku masuk duluan ya.” ucapnya dengan wajah yang tersenyum manis.

                Tiba-tiba jantungku bedegup dengan cepat saat melihat senyumannya tadi. Aku tidak bisa menghentikan detak jantungku yang berdegub kencang tidak karuan ini.  Mengapa aku merasakan hal ini setiap kali berada di sampingnya? Apakah aku mulai jatuh cinta padanya. Nampaknya aku mulai mencintainya karena hatiku tidak bisa berbohong bila bersama dengannya.

Can’t stop me now

Can’t stop me now

The scent of spring that

resembles you is still cold

Can’t stop me now

Can’t stop me now

I can’t stop,

I can’t stop loving you

 

~~~ooo~~~

                Sebenarnya hari ini aku tidak ada jam kuliah hari ini, aku hanya berbohong saja padanya agar aku bisa mengantarnya ke kampus. Aku sesungguhnya punya niat ingin mengungkapkan perasaanku padanya.

Tapi apakah aku bisa melakukannya. Aku tidak ingin menghancurkan persahabatan antara kami berdua yang sudah kami bangun selama ini.

Apakah aku harus menunggu waktu yang tepat atau aku hanya dapat menyimpannya dengan rapat di dalam hatiku untuk selamanya? Apakah aku sanggup?”

If I take a step back,

will you allow me? Miss you

I will be waiting

from a step back

Can’t I?

Can’t I?

If I can’t,

then what do I do?

 

~~~ooo~~~

 

                Akhirnya aku pulang ke rumah tanpa menunggu Shin Hye. Awalnya aku ingin pulang bersama dengan dia dan mau mengatakan isi hatiku padanya. Tapi entah mengapa bibirku keluh. Dan juga hatiku dengan pikiranku tidak singkron dan itu membuatku menjadi serba salah. Jadi aku mengurungkan niatku hari ini.

                “Hari sudah mulai sore. Kenapa Shin Hye belum pulang juga ya? Apakah terjadi sesuatu dengan dirinya?”

Aku sudah berusaha menghubunginya tapi ponselnya tidak aktif makanya. Aku hanya dapat menunggunya di balik jendela kamarku. Hampir setiap beberapa setengah menit aku melihat ke jendela untuk memastikan kalau dia sudah pulang atau belum dengan selamat. Seandainya aku menunggunya dan mengajak dia pulang bersama pasti aku tidak merasa sekhawatir seperti ini.

                Setelah aku menunggunya sepanjang hari. Tanpa sengaja aku melihat mobil sedan silver berhenti tepat di depan gerbang pintu gadis itu. Mobil itu terlihat sangat familiar di mataku. Aku melihatnya dengan seksama. Aku kira yang keluar dari mobil adalah Ajumeoni ternyata aku salah. Yang keluar dari mobil ternyata Shin Hye dan ada seorang laki-laki yang ikut keluar dari dalam mobil.

                Melihat wajah Shin Hye yang senang membuat hatiku merasa sedih. Di juga tersenyum dengan bahagia di depan laki-laki itu. Mereka terlihat sangat akrab. Laki-laki itu juga berani-beraninya membelai kepala Shin Hye, aku saja tidak pernah melakukan itu. Aku juga tidak terima kenapa dia tersenyum seperti itu bukan hanya kepadaku saja. Mungkin ini sudah takdir Tuhan kalau aku harus merelakannya dengan orang yang lebih baik dari pada diriku.

~~~ooo~~~

                Masuklah Shin hye kedalam rumah dan laki-laki itu segera berbalik badan untuk naik kembali ke dalam mobil. Saat dia berbalik aku sempat melihat wajahnya ternyata orang itu adalah Jang Geun Seok. Dia itu adalah senior ku di kampus dan dia juga seorang casanova yang sering membuat para mahasiswi menangis karena patah hati.

                “Bagaimana Shin Hye bisa dekat dengannya? Senjak kapan dia kenal dengannya? Apakah dia tidak tahu tentang issu yang ada di kampus tentang diri Jang Geun Seok?”

 Dia mungkin saja akan menjadi korban patah hati dari Jang Geun Seok selanjutnya. Tapi apakah dia mau mendengarkan perkataan ku. Pokoknya Aku harus mengingatkannya besok pagi mau tidak mau, selagi masih belum terlambat.

If I call out to you

endlessly, crazily, crazily

Will you hear me at least once?

 

~~~ooo~~~

 

                Tidak terasa hari sudah berganti pagi. Bahkan aku belum sedetik pun tidur sepanjang malam karena memikirkan dirinya. Aku langsung berkemas-kemas untuk pergi ke rumahnya. Tepat jam 7 pagi aku memberanikan diri datang ke rumah ke diamannya. Kebetulan sekali orang yang ingin aku ketemui yang membukakan pintu. Dengan gugup aku berkata padanya.

“H..hai Shin Hye.”

“Ada apa Oppa,  datang kesini pagi-pagi?”

“A..ada ya..ng ingin aku katakan padamu?” ucapku ragu.

“Apa itu Oppa?” tanyanya dengan tersenyum tipis.

Lalu aku pun mulai berbicara dengan serius. “Sejak kapan kau mulai dekat dengan Jang Geun Seok?”

“Hampir satu minggu aku kenal dengannya, Geun Oppa sangat baik padaku loh, memangnya ada apa Oppa?” tanya Shin Hye kembali padaku.

“Baik? Lebih baik kau menjauh darinya detik ini juga.”

Shin Hye berusaha membela pria itu di depanku. “Memangnya kenapa aku harus menjauhinya? Dia sangat baik padaku.” tuturnya.

“Pokoknya kau jangan dekati dia lagi mulai sekarang! Jangan bertanya lagi lakukan saja apa yang aku bilang!” bentakku.

Aku terbawa suasana karena Shin Hye selalu membela pria itu di depanku. Tak lama kemudian gadis itu berkata. “Tapi Oppa…” suara Shin Hye mulai bergetar.

“Kalau kau masih mengangap aku sebagai Oppamu, kau pasti akan melakukan apa yang aku katakan. Ini adalah yang terbaik untuk mu. Mengerti?” dengan nada yang agak tinggi aku berkata.

“Apa hak mu!? Menentukan apa yang terbaik untuk ku? Aku bukan anak kecil lagi, Oppa lah yang tidak mengetahui apa yang baik maupun yang tidak baik untuk ku!” teriaknya sambil berteriak.

                Aku kaget saat dia balik berkata pada ku sambil menangis. Aku tidak bermaksud begitu tapi kenapa, aku selalu berkata kasar di depannya. Kenapa ucapanku  tidak pernah sesuai dengan hatiku di hadapan dia.

“Shin Hye-a Mianhae… kau jangan menangis lagi, aku tidak bermaksud membuatmu menangis.” aku berusaha menghapus air mata yang menetes di pipinya. “Sebenarnya aku ingin berkata sesuatu yang penting padamu Shin Hye-a.” tambahku.

Dengan segenap keberanian yang kupunya, aku akan mengatakan isi hatiku pada dirinya saat ini juga. Aku sudah tidak bisa berfikir secara jernih saat ini, biar ini mengalir seperti apa adanya. Walaupun aku harus berkata dengan terbata – bata.

“S-Sebenarnyaa  aku s-s-sudah senjak l-l-lama aku… Cin….” belum sempat aku mengucapkan kalimatku datanglah seorang gadis  menghampiriku sambil berteriak memanggil namaku.

 

“Yong Hwa Oppa! Apa yang Oppa lakukan disini?” tanyaku.

“Seohyun-a ada apa kamu mencari ku? ”

Oppa  pasti lupa? Kan hari ini kita akan melakukan tugas kelompok? Ayo Oppa,  kita kerjakan sekarang tugasnya.”

                Tanpa permisi Seohyun menarik lenganku untuk menjauh dari hadapan Shin Hye. Dia tidak memperdulikan Shin Hye yang masih mematung saat itu dan dia tidak memberi kesempatan padaku untuk pamit kepadanya.

                “Seandainya Seohyun tidak datang saat tadi mungkin aku bisa menyelesaikan kalimatku pada Shin dirinya. Aku  mulai tidak kuat menahan perasaan ku pada Shin hye. Aku harus secepatnya mengungkapkan perasaan ku secepat mungkin.”

Can’t stop me now

Can’t stop me now

My heart that only

looks at you is still cold

Can’t stop me now

Can’t stop me now

I can’t stop,

I can’t stop loving you

 

~~~ooo~~~

 

Oppa, Oppa… Yong Oppa!

Ne… ada apa Seohyun?” suara Seohyun membuyarkan lamunanku.

Oppa,  kenapa kok tidak konsentrasi sama tugas kita sih saat ini?” keluh Seohyun.

“Eh…? Mian… sepertinya aku tidak bisa mengerjakan tugasnya hari ini, lain waktu saja ya.”

Lalu aku menutup buku dan bangun dari tempat duduk ku. Tiba-tiba Seohyun langsung memeluk dari belakang. Dan kemudian ia mengeluarkan pertanyaan yang sulit aku jawab.

“Yong Hwa OppaSaranghae, aku tak rela kalau Oppa bersama wanita lain selain aku!” seru Seohyun sambil mempererat pelukannya.

“Seohyun-a jangan becanda, candaan mu itu kekanak-kanakan.” ucapku dengan terkekeh.

“Tidak… aku tidak becanda Oppa aku benar-banar suka sama Oppa!

Merasa situasi ini tidak benar, aku berusaha melepaskan kedua lengan gadis  itu dari pinggangku. “Seohyun tolong lepaskan tangan mu.”

“Tidak mau! Sebelum Oppa menjawab ucapanku tadi, aku tidak akan melepaskan Oppa!

Seohyun memeluk ku lebih erat. Tapi aku berusaha melepaskan gengaman tangannya dariku. Akhirnya aku bisa terlapas darinya. Saat aku berbalik badan aku melihat Seohyun menangis. Mengapa hari ini aku membuat 2 wanita menangis karena diriku. Padahal aku tidak bermaksud melakukan itu. Aku merasa seperti laki-laki yang jahat di mata kedua gadis yang telah menagis karena diriku.

“Seohyun-a jangan lah kau menangis, maaf bila kataku agak kasar tadi, tapi maaf juga aku tidak bisa membalas perasaan mu.”

“Kenapa Oppa tidak bisa membalas perasaan ku? Aku akan sabar menunggumu, jadi Oppa tidak harus menjawabnya sekarang.”

“Maaf Seohyun-a jawabanku pasti akan sama saat sekarang maupun nantinya.” Kataku dengan nada yang mantap.

“Apakah aku tidak cantik dan tidak pantas di sisi, Oppa? Memangnya di mata Oppa aku ini apa?”

Tanpa ragu aku langsung menjawabnya. “Kau sudah aku anggap sebagai adikku.” ucapku mempertegas kalau aku tidak bisa menerima perasaannya.

“Kalau begitu, Oppa  melihat Shin Hye sebagai apa? Apakah Oppa juga menganggap dia juga sebagai adik?”

                Sekejap aku tidak bisa menjawab apa yang dia ucapkan. Entah mengapa Bibirku terkunci dengan rapat. Aku tidak ingin ada seseorang yang tersakiti olehku lagi..

“Kenapa Oppa tidak menjawab, berarti perkataan ku benarkan?”

“Maaf tapi itu bukan urusanmu, Seohyun.”

Tak lama terdengarlah suara ketukan dari depan pintu kamarnya.

“Yong Hwa-sii, ini minuman dan makanan ringannya.” ucap wanita paru baya itu.

Eomma, tidak usah repot – repot. Kami baru saja selesai.”

“Tidak apa-apa Nak, oh iya Shin Hye  dimana bukannya tadi dia mau bertemu dengan mu? Katanya ada perlu denganmu.”

Perkataan dari ibuku membuatku tercengang. Aku tak tahu kalau Shin Hye tadi datang kesini. Setelah mengantarkan cemilan, Ibuku pun pergi dan sekarang tinggallah aku dan Seohyun di dalam kamar.

“Seohyun apakah kau mengetahuinya dan sengaja melakukan itu tadi?” tanya ku dengan nada yang kecewa.

“Maaf… saat tadi aku hilang akal… aku cemburu pada Shin Hye, mengapa hanya dia yang bisa berada di fikiran Oppa.

“Seohyun-a mengapa kamu melakukan itu? Aku awalnya ingin tidak menyakiti hatimu tapi sekarang sepertinya kita tidak bisa berteman lagi anggap saja aku tidak pernah ada di dalam hidupmu. Dan aku juga akan melupakan apa yang baru saja kau katakan.”

MianhaeOppa.  Maaf kan aku. Oppa tidak bisa melakukan itu padaku!” Seohyun berkata sambil memegang tanganku.

“Kalau kau tidak mau diperlakukan seperti ini harusnya dari awal kau tidak melakukan hal itu, kau harus menanggung konsekuensinya. Lepaskan tangan ku!” aku langsung menghempaskan gengamannya.

                Setelah itu, aku pergi meninggalkan Seohyun sendiri disana dan aku mengejar Shin Hye untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Saat aku keluar rumah dan mau ke rumahnya aku melihat dia bersama Geun Seok. Shin Hye terlihat menangis di depannya dan menyuruhnya masuk ke dalam mobil dan pergilah mereka.

                Aku mengejarnya menggunakan motor, aku mengklaksonin mobil Geun Seok agar menepi. Akhirnya mobilnya menepi juga dan aku turun dari motor dan dia pun juga turun dari mobil. Wajah Geun Seok terlihat tidak bersahabat saat turun dari mobil.

“Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menghalagi jalan ku!” ucapnya dengan nada yang marah.

“Adanya aku yang bertanya padamu? Apa yang kamu lakukan pada Shin hye sampai dia menangis!” balasku dengan nada yang sama

“Aku tidak rela kalau ada yang membuat Shin Hye manangis apalagi menagis karena laki-laki bajingan seperti mu!” tanpa berfikir panjang aku langsung memukul Geun Seok. Tersungkurlah tubuhnya di jalanan yang beraspal.

“Kurang ajar aku juga tidak terima kalau dia harus menagis karena laki-laki yang bodoh seperti mu!”  sambil bangun dari terjatuhnya dan dia lalu membalas pukulanku cukup kencang dan aku pun terjatuh.

Keluarlah Shin hye dari dalam mobil Geun Seok. Dan dia langsung berlari ke arahku dan langsung memasang badan agar aku tidak dipukul lagi oleh Geun Seok.

“Berhenti Geun Seok Oppa, jangan memukul Yong Hwa Oppa lagi!” teriaknya.

“Dasar bodoh kenapa kau masih membela dia? Memangnya kau siapanya dia? Hhaah!!” maki Geun Seok dengan geram pada Shin Hye.

“Karena aku mencintainya! Kalau Kau menyakitinya maka aku juga akan merasakan lebih sakit dari yang dia rasakan!” teriak Shin Hye di depan Geun Seok dan aku terkejut dengan apa yang barusana aku dengar.

“Kau lebih memilih dia dari pada aku? Kau becanda, apa kau sudah gila? Hah! Apa kurangnya aku?!”

Oppa tidak ada kekurangan apa pun, akan tetapi hatiku sudah aku berikan pada orang lain. Maaf aku tidak bisa membalas perasaan Oppa.

“Kau akan menyesal karena sudah memilihnya!” bentak pria itu kesal.

Mianhae Geun Seok Oppa.” sambil menunduk

Masuklah Geun Seok kedalam mobil dan dia langsung meninggalkan kami berdua. Shin Hye langsung membantuku berdiri. Dengan wajah yang khawatir dia berkata padaku.

“Apakah Oppa  tidak apa – apa ? liat wajah oppa jadi babak belur begini? Maafkan aku, Yong Oppa karena aku Oppa jadi seperti ini.”

Shin hye menggambil sapu tangan yang ada di dalam tasnya untuk menghapus lukaku yang berdarah. Saat dia akan menghapus lukaku dengan sapu tangannya. Aku memegang tangan Shin Hye. Dia terlihat kaget saat aku menghentikannya.

“Kenapa Oppa? Apa Oppa marah kepadaku?”

“Ya… aku marah. Kenapa kau bisa mengucapkan kalimat seperti itu dengan mudahnya?”

Mian.. kalau Oppa tidak menyukainya, anggap saja Oppa tidak pernah mendengar sebelumnya.” Shin Hye berkata sambil tetap menunduk.

“Bagaimana mungkin aku bisa melupakannya? Aku marah kepadamu karena, kau megucapkan itu terlebih dahulu. Harusnya aku dulu yang mengucapkannya padamu.”

“Ehh… maksud Oppa apa aku tidak mengerti?”

“Pabo…” ucapku sambil mencubit pelan pipi Shin Hye. Dengan suara yang pelan namun jelas aku berkata. “Shin Hye-a Saranghe… Sarangheyo…

Air mata Shin Hye menetes dipipinya, dan dia langsung memelukku dan membalas ucapanku

Nado sarangheyo Young hwa Oppa.”

“Kenapa kau baru mengatakannya sekarang?? selama ini aku berfikir kalau kau itu tidak menyukai diriku.” tambahnya dan kemudian gadis berambut panjang tersebut memukul-mukul pelan tubuhku, dengan air mata yang tetap menetes.

Mian… , aku memang tidak cukup berani mengatakan pada saat itu. Aku takut menghancurkan pertemanan kita.

Oppa  harus bertanggung jawab karena sudah membuatku menagis lebih dari satu kali pada hari ini.” ucapnya manja pada ku

Aigooo, tenang Oppa mu ini akan bertanggung jawab kepadamu di seumur hidupnya.” sambil memeluk Shin Hye ke dalam dekapanku

“Tunggu sebentar apakah Oppa sedang melamarku sekarang?”

“Eh.. ah.. ne… kita lihat saja nanti.”

“Ya!! Oppa… kau sengaja meledekku ya?” gerutu Shin Hye.

A—ani …” tawaku lalu dia memukulku pelan

Aww.. a-pha-yo.” ujarku.

Mian … ayo Yong Hwa Oppa, kita obati dulu lukamu.” ucap Shin Hye dengan nada yang khawatir dan itu membuatku ingin lebih menggodanya.

“Aku tidak mau!!“

“Wae… Oppa harus secepatnya di obati.”

“Aku sudah mempunyai obat yang lebih paten dari pada obat yang paling bagus dimanapun jadi kau tidak usah khawatir.”

“Mana? Coba aku lihat?” tantangnya.

“Kau mau tahu?” dan Shin Hye pun menganguk pelan kemudian aku berakta. “Sini aku kasih tahu. Liat disana.” ucapku sambil menunjuk. mendekatlah Shin Hye padaku sambil fokus menatap arah jari telunjukku. “Mana Oppa? Oppa pasti mengerjaiku lagi ya? ”

“Masa kau tidak bisa melihatnya?” aku berusaha menahan tawa.

Oppa jangan becanda ah…”

                Saat di membalikan wajahnya aku langsung mencium pipinya. Wajahnya terlihat sangat merah. Dia terlihat makin mengemaskan, Shin Hye langsung menundukan kepalanya karena malu. Lalu aku mengangkat wajahnya dengan kedua tangan dia pun menutup kedua matanya.

“Shin hye-a kau harus menyiapkan hatimu ya dari sekarang karena aku mungkin akan melakukan hal ini kepadamu suatu hari nanti.”

“Sekarang bukalah matamu.” aku langsung barlari dari hadapannya. Saat dia membuka mata aku sudah tidak ada di hadapanya.

“Maksud Oppa apa? Oppa kau mengerjai aku lagi ya!!!” teriak Shin Hye sambil mengejarku. “Oppa, kali ini aku akan berhasil menangkap mu.” ucapnya sambil berlari dengan sekuat tenaga.”

Bagaimana mungkin aku bisa berlari jauh darimu, sedangkan kau sudah menangkap hatiku bahkan sebelum aku menyadarinya.”

Dan aku pun membalas. “Ayo coba tangkap  aku kalau bisa … hahahaaa ” tantangku dengan tertawa lepas

 

I think of you at the blowing

wind. I think of you at the

dazzling sunlight. I can’t stop,

I can’t stop loving you

 

_ The end_

~~~ooo~~~

 

Horeee…. selesai juga akhirnya? Bagaimana ceritanya? Apakah membosankan, atau kepanjangan atau kependekan? Bagaimana menurut kalian?

Ini cerita Yongsin couple ku yang kedua, maaf baru bisa posting sekarang. semoga readers tidak bosen ya? Tolong tinggalkan jejak ya setelah membaca untuk bahan review an penulis. Terimaksih

Khamsahamida  ❤

6 respons untuk ‘[FICLET] Can’t Stop

  1. wkwkwk, tonjok menonjok sesama cowok tampan *malah bahagia
    aduh, gak sengaja baca fanfic ini dan jadi kangen sama biasku si Yonghwa oppa. kkkk
    aku suka thor!

  2. wah so sweeet bingit sehhhhh dooley couple….

    thor mau revisi sedikit unk nama yongppa yang benar Yong ya bukan young…
    trus kata nae itu beda arti loh dlam bahasa korea nae itu saya… nde/ne baru: ya mian bukan menggurui hanya ingin agar diperbaiki… gomawo…

    • Hehehe… maaf aku salah ketik 🙂 nanti secepatnya aku perbaikii. terimakasih ya udah nyempetin mampir kemari dan komennya 🙂

Komen Juseyo ^^

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.