[FF Request] Falling For Innocence [Part 3]


req-poster-phiyu-art-zone (1)

|| Title: Falling For Innocence || Author: Phiyun || Genre: Sad | Hurt | Romance | Family life | Tragedy || Main Cast:  Jiyeon | Kris a.k.a Wu Yi Fan | Tao | Chanyeol | Jessica || Support Cast : Member T-ara & Exo ||

Credit Poster : AngllyRyx@Artzone (Thank’s ^^)

Preview: Epilogue || Part 1 || Part 2

Cerita ini Remake dari drama Korea dengan judul yang sama. Mungkin ada beberapa alur ceritanya yang aku singkat. Dan mungkin ada kata yang aku ganti pakai bahasaku sendiri tapi itu tidak mengubah alur ceritanya kok. Walaupun nantinya akan sedikit beda.

Pemain yang ada didalam cerita real milik penulis ya kalau di dunia kenyataan milik Tuhan, keluarganya, Temannya dan agencynya. Heheee… XD

***Happy Reading***

_Flash Back_

~Sebelum tiba di Hotel Empire~

Sebuah taksi berwarna kuning berhenti tepat didepan lobby hotel. Tak berapa lama turunlah seorang gadis dari dalam taksi tersebut. setibanya ia didepan pintu Lobby gadis itupunn tanpa dia sadari diapun menghela nafas yang panjang sambil memejamkan kedua matanya untuk beberapa detik saat dirinya mengingat perintah dari orang yang baru saja ia hubungi tadi.

“Datang ke Kamar Suite Hotel Empire, Aku akan menunggumu disana.” Perintah laki-laki itu kepada Jiyeon. Mau tak mau Jiyeonpun harus mengikuti kemauan Kris. Dengan langkah yang berat gadis itu berjalan masuk kedalam gedung hotel tersebut.

Tanpa terasa akhirnya Jiyeon berhenti didepan kamar hotel yang sudah diperintahkan oleh Kris. “Datanglah ke kamar no. 6401.” Dengan tangan yang sedikit gemetar gadis itupun menekan bel yang ada di depan pintu tersebut.

“Ting…tong…” Terdengar suara bel bergema di ruangan tersebut. Namun setelah Jiyeon menunggu cukup lama didepan pintu tersebut namun tak ada suara panggilan dari dalam kamar tersebut. Lalu Jiyeonpun menekan bel untuk yang kedua kalinya, tapi kali ini wajahnya tak segugup saat awal tadi.

“Ting…tong…”

Tak berapa lama terdengarlah suara seorang pria menyapa dari balik pintu tersebut. “Nuguseo…?

Wajah gadis itu langsung berubah seketika. Dengan terbata-bata Jiyeon membalas perkataan dari Kris. “Direktur. I-ni A-aku.. Park Jiyeon. Maafkan Aku karena telah datang selarut ini.” Ucapnya sambi menundukan kepala dan pintu itupun terbuka.

Tiba-tiba Kris terjatuh lemas tepat menimpah tubuh Jiyeon yang masih membungkukan kepala.

_Flash Back-end_

~~~ooo~~~

“Omo…Omo…” Jiyeonpun sangat kaget dengan apa yang sedang terjadi kepada diri Kris.

Pria jangkung itu jatuh tepat didalam dekapan Jiyeon. Tubuh Jiyeonpun roboh karena gadis itu tak cukup kuat menahan berat badan pria tersebut dan mereka berduapun jatuh bersama-sama kebawah lantai.

“Direktur! Ada apa denganmu?” Tanya Jiyeon pada atasan yang sekarang kepala pria itu sedang bersandar diatas pundak milik gadis itu. Beberapa detik kemudian kesadaran Krispun perlahan-lahan menghilang dan pria itupun jatuh terkapar tak berdaya di bawah lantai.

“Direktur! Tolong sadarlah, Direktur!” Teriak Jiyeon sambil menepuk-nepuk pelan kedua pipi Kris. Tapi tak ada tanggapan dari pria tersebut. Jiyeonpun meminta berteriak meminta tolong tetapi di sana tak ada satupun orang yang bisa dimintai tolong. Lalu Jiyeon langsung berinisiatif untuk menelefon reseptionis dari hotel tersebut yang saat sebelum dia naik keatas kamar Kris, Jiyeon sudah memintanya. Gadis itupun kemudian mengambil telefon gengamnya dari balik mantel jaketnya. Setelah itu Jiyeon langsung menekan panggilan darurat.

“Halo, resepsionis Hotel Empire disini.”

Dengan nada yang panik Jiyeon berkata. “Ah.. ye! Ada masalah..” Tiba-tiba pergelangan tangannya digengam erat oleh Kris. Gadis itu langsung menoleh kearah pria itu dan Krispun memberi isyarat untuk menutup panggilan telefon tersebut dengan gelengan kepalanya dengan nafas yang berat, kemudian berkata. “Andwae… andwae… andwae...”Ucapnya dengan suara yang serak.

~~~ooo~~~

Akhirnya Jiyeon mematikan telefon gengamnya kemudian jiyeon menelefon taksi untuk menjemput dirinya dan Kris untuk mengantarkan mereka ke rumah sakit terdekat. Dengan tubuh yang lunglai Kris memaksa dirinya untuk tetap tersadar meskipun kedua matanya nampak sayu. Gadis itupun dengan sigap membantu Kris berjalan dengan membantu pria tinggi itu berjalan kebawah lobby untuk segera menaiki taksi yang sudah ia hubungi tadi.

Tak berapa lama kemudian taksi itupun tiba. Jiyeon lalu membantu Kris untuk masuk kedalam taksi tersebut satelah itu gadis itupun menyusul masuk kedalam. “Kemana anda akan pergi sekarang?” Tanya supir taksi tersebut. Jiyeonpun langsung membalas. “Tolong, bawa kami ke rumah sakit terdekat.” Tiba-tiba Kris berkata dengan suara yang berat. “Tolong, bawa kami ke Rumah Sakit Hanguk.”

“Apa Kau sudah sadar? Bagian mana yang terasa sakit, Direktur?” Tanya Jiyeon dengan nada yang khawatir dan tiba-tiba tubuh Krispun tumbang dan pria itupun tak sadarkan diri tepat di atas bahu Jiyeon.

~~~ooo~~~

_Setibanya di rumah sakit_

Setibanya disana Kris langsung mendapatkann pertolongan pertama. Jiyeon menunggu diuar UGD dengan harap-harap cemas dan tak lama kemudian datanglah beberapa dokter masuk kedalam ruangan tersebut melewati Jiyeon.

“Permisi…” Tanya gadis itu pada salah satu dokter, namun belum sempat gadis itu menyelesaikan perkataannya pria berjas itu langsung memotongnya. “Maaf, hanya VIP yang diperbolehkan masuk.” Setelah itu pria tersebut memasuki ruangan tersebut dan pintu itupun tertutup rapat. Maksus hati ia ingin masuk kedalam namun didepan ruangan tersebut sudah berdiri dua orang bodygurd yang berdiri menjaga pintu masuk ruangan tersebut dan mau tak mau Jiyeinpun harus menunggu kabar selanjutnya dari kondisi Kris diluar sana.

~~~ooo~~~

_Pagi harinya_

Dokter yang menangani penyakit Kris dan sebagai ayah angkatnya memberi tahu kondisi Kris kepada Sehun selaku orang kepercayaan Kris. “Gejala Hypoxia akan sering terjadi. Seperti gejala AMS (Acute Mountain Sickness), bibir dan kuku pasien akan menjadi biru. Jika gejala akut Arrhythmias juga muncul, artinya kehidupannya akan berakhir.”

“Dokter, apa tidak ada cara lain untuk mendapatkan donor dari Pusat Donasi Jantung sama sekali?” Tanya Sehun.

“Itu sangat sulit karena bukan seperti organ tubuh lain, orang yang mendonorkan jantung harus orang yang masih hidup. Kecocokan jantungnyapun belum tentu sama dan  itu membuat kondisi transplatasinya menjadi sangat kecil kesuksesannya.” Imbuh pria paruh baya itu.

Mendengar perkataan Dokter Jo, membuat Sehun menghela nafas yang panjang. “Mereka tidak bohong saat mengatakan kemungkinannya hanya 1%.” Gumamnya pelan.

~~~ooo~~~

Di pagi itu Kris sudah terbangun dari sadarnya. Pria itupun duduk sambil termenung diatas ranjangnya. Saat pagi itu Kris sudah diberitahukan oleh Dokter tentang kondisi tubuhnya sebelum sekertarisnya yang bernama Sehun tiba dirumah sakit.

“Sebenarnya ini bukan hak seorang dokter untuk mengatakannya. Tapi aku rasa ini sudah jalan dari Tuhan. Aku rasa yang terbaik sekarang ini adalah kau harus mempersiapkan dirimu dengan hal yang paling terburuk kedepan nantinya.” Kemudian Krispun mengankat kedua tangannya dan Pria jangkung itupun memperhatikan kedua kuku tangannya yang saat ini berwarana kebiruan.

Setelah itu Kris bangkit dari atas ranjangnya dan kemudia membuka lemari pakaian yang tak jauh dari depan ranjangnya dan pria itupun mengambil stelan jas yang kemarin malam ia kenakan. Tak berapa lama kemudian datanglah Sehun masuk kedalam kamar pria itu.

“Apa yang sedang anda lakukan?” Tanyanya dengan wajah yang khawatir.

Tapi yang ia katakan hanya soal pekerjaan. “Aku harus kembali bekerja. Apa kau membawa sepatuku? Apa yang terjadi di pertemuan kemarin?” Sehunpun menjadi semakin sedih saat mendengar bila masalah pekerjaan lebih penting dibandingkan dengan kondisi tubuh Direkturnya. “Mengapa hal itu sekarang ini…jadi lebih penting?” Dengan waja yang sedih menatap Kris.

“Apa kau ingin mati?” Balas Kris seraya memukul pelan sebelah pundak Sehun dengan sebelah punggung tangannya. “Kau bekerja untuk perusahaan. Menggurus Hermia harus lebih diutamakan daripada mengurusku.” Tambahnya

“Tapi Direktur…”

“Pergilah ke Dokter Jo dan minta obat penahan rasa sakit, cukup untuk 12 jam saja. Agar aku bisa terlihat sehat selama 12 jam. Tolong minta buatkan resepnya untukku.” Pinta Kris kepada Sehun dengan suaranya yang serak dan Sehunpun membalas dengan angukan kepala.

~~~ooo~~~

Ternyata Jiyeon menunggu Kris hingga pagi hari di ruang tunggu hingga gadis itu tertidur disana. sesekali kepala Jiyeon bergoyak turun dan naik saat dirinya mulai terlelap dan saat tubuhnya hampir jatuh, gadis itupun terbangun dan saat ia membuka matanya sudah ada seorang pria uang sedang berdiri dihadapnnya.

Ya… pria itu adalah Sehun, sekertaris Kris. “Nampaknya kau terihat lelah?” Kata Sehun.

Jiyeonpun langsung bangun dari duduknya dan kemudian dia langsung membungkuk kepalanya dan berkata. “Tidak… aku baik-baik saja.” Ujarnya.

“Silakan ikut aku. Direktur, sudah menunggumu.”

Nde…” Balasnya kemudian yeoja itupun mengikuti Sehun dari belakang.

Setibanya di depan ruang inap Kris. Jiyeon di persilakan masuk. Ternyata didalam ruangan itu Kris sudah berdiri menunggunya dengan berpakaian rapi. Gadis itu sempat kaget saat pemuda itu sekarang ada didepan hadapannya dan wajah Jiyeonpun mulai gugup diapun alu menundukan kepalanya.

“Apa alasanmu untuk ada disini semalaman?” Tanya Kris dengan tatapan matanya yang tajam.

Lalu Jiyeonpun menjawab dengan kepala yang masih menunuduk. “Apa aku dapat meninggalkan orang yang sedang sakit sendirian?”

“Bukankah kau mengawasiku sepanjang malam  untuk mencari tahu sesuatu?”

“Kau orang yang menyuruhku untuk datang. Mengapa aku harus mencari tahu apa yang kau lakukan disini?” Jawabnya Jiyeon sambil menatap kedua mata Kris namun segera mungkin gadis itu memalingkan wajahnya.

“Kenapa? Karena kau tumbuh bersama Ayahmu, sehingga kau memiliki kemampuan seperti itu? Ucap lelaki itu, kemudian Kris berjalan membuka lemari es yang tak jauh dari dirinya untuk mengambil sebotol air mineral. Setelah itu Kris meminumnya beberapa teguk dan kemudian berkata. “Aku berbeda dengan orang tuaku yang naif.  Perdamaiannya… kau akan terlibat dengan pekerjaan yang sedang Aku lakukan. Namun, jika kau mencoba membocorkan informasinya, aku akan menghancurkanmu. Oke?” Seraya berkata sambil berjalanmendekati Jiyeon.

“Tolong jangan khawatir. Sebenarnya itu kata-kata yang ingin aku ucapkan. Ayo kita selesaikan apa yang harus aku kerjakan hari ini.” Kata Jiyeon kali ini wajah gadis itu menatap Kris dengan serius.

“Oke, karena kita telah sepakat, Kajja…” Saat Kris hendak pergi dari hadapnnya, Jiyeon langsung menahan langkah pria itu dengan pertanyaanya. “Berangkat? Kau tidak akan mengatakan padaku soal perdamaiannya?”

Kemudian Krispun berjalan kembali kedepan hadapan Jiyeon dan berkata. “Jangan ganggu aku soal itu, apa yang akan kau lakukan jika aku berubah pikiran?” Perkataan Kris membuat Jiyeonpun tak mampu berkata-kata lagi. “Kita tidak punya waktu. Cepat, ikuti aku.” Ujarnya sambil menatap arlojinya dan setelah itu pemuda itu pergi menuju pintu keluar. Jiyeon tak mampu berkilah lagi, gadis itupunmau tak mau mengikuti semua permintaan yang diucapkan Kris.

~~~ooo~~~

Krispun mengajak Jiyeon pergi ke sebuah butik dan setibanya disana mereka berdua langsung dilayani oleh pegawai disana.

“Kau menerima telponnya, kan?” Tanya Kris pada salah satu karyawannya disana.

“Semuanya sudah siap.” Lalu Kris berjalan pergi meninggalkan pegawai tersebut namun saat Jiyeon hendak mengikuti Kris, pegawai butik tersebut berkata kepadanya. “Silakan ikut saya, kearah sini.” Jiyeon sempat bingung, gadis itupun sampai-sampai menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya. “Aku?”

Akhirnya Jiyeonpun mengikuti pegawai butik itu dari belakang. Disana sudah ada beberapa pegawai berdiri di salah satu ruangan khusus sambil memegangi beberapa baju gaun dan juga aksesoris yang akan segera dikenakan oleh Jiyeon.

“Apa ini semua?” Tanya Jiyeon dengan wajah yang masih bingung.

Tiba-tiba Krispun datang dari belakang punggungnya  sambil berjalan melewati Jiyeon dan berkata kepada pegawai butik tersebut. “Gadis ini sungguh polos. Berikan padanya sesuatu yang lebih mencolok untuk dipakai.”

“Aku bertanya padamu untuk apa semua ini?” Tanya gadis itu sambil menunjuk semua barang yang ada dihadapnnya.

“Kau tak  perlu memikirkan apapun. Jadi, lakukan saja apa yang kuperintahkan.” Balas Kris kemudian pria itu duduk di sofa panjang  yang ada disamping Jiyeon.

“Pekerjaan berat seperti apa yang harus aku lakukan dengan pakaian bermerek mahal seperti ini?” Tanya Jiyeon kembali dan Krispun menjawab pertanyaan gadis itu dengan senyum simpulnya. “Jika kau menyukai pakaian bermerek seperti ini, seharusnya aku tidak melakukan hal ini.”

“Oke, Aku tidak tahu apa rencanamu, tapi apapun itu, ayo cepat kita lakukan.” Kata gadis itu sambil menatap Kris dengan perasaan kesal.

“Benar. Ayo segera kita selesaikan.” Ucapnya sembari menatap jam arlojinya kemudian menyuruh pegawai butik segera mengantar Jiyeon keruang ganti pakaian. “Kau dengar yang dia katakan?”

“Ya, Tuan….Silakan kearah sini.” Kemudian Jiyeonpergi bersama-sama dengan para pegawai butik ke ruang ganti.

Tak beberapa lama kemudian Jiyeonpun keluar dari ruang ganti dengan mengenakan pakaian dan aksesoris  yang sudah disiapkan olehnya. Wajah Jiyeonpun tak lupa juga dirias oleh juru rias disana. Kris sempat terdiam terpaku saat Jiyeon telah selesai di make over.  Entah apa yang sedang dipikirkan oleh pemuda itu yang jelas tatapan mata tajam milik Kris membuat gadis itu merasa tak nyaman dengan keadaan itu.

~~~ooo~~~

Kemudian Kris mengajak Jiyeon kesuatu tempat yang lain dengan menggunakan mobil pribadi Kris tanpa seorang supir. Di pertengahan jalan Jyeonpun penasaran dengan rencana apa yang akan dia lakukan terhadap dengan dirinya.

“Mengapa aku memakai  semua pakaian ini?” Tanya Jiyeon.

“Kita katakan saja itu adalah seragam kerjamu.” Balas Kris dengan wajah yang datar.

“Apa kau bilang?”

“Tempat yang akan Kita datangi sangat berkelas. Kau tidak akan diperbolehkan masuk jika kau hanya menggunakan pakaian biasa-biasa saja.” Tambahnya.

Jiyeonpun bertanya kembali kepada Kris dengan ekspresi wajah yang semakin bingung. “Aku akan bekerja dengan pakaian seperti ini?” Dan pria yang disamping Jiyeonpun hanya membalasnya dengan anggukan kepalanya.

Jiyeon semakin kesal, gadis itupun lalu melempar wajahnya ke arah jalan dan tak berapa lama kemudian Jiyeonpun kembali berkata kepada Kris sembari menatap pria itu yang masih sibuk mengemudi mobil.  “Mengapa kata kau, aku harus berjuang?” Untuk beberapa detik Krispun menatap kedua manik milik Jiyeon setelah itu pemuda itu kembali fokus mengemudikan laju kendaraannya dan berkata. “Aku yang akan berjuang disana. Kerjaanmu disana hanya sebagai pengalih perhatian.”

“Apa mungkin kau..berniat memintaku untuk menghibur atau memberikan pelayanan kepada seseorang?”

Mendengar perkataan yang baru saja dilontarkan oleh Jiyeon membuat Krispun tertawa.“ Haha… Bisa dibilang seperti itu.”

Mwo!

“Kau harus bertemu dengan 5 orang pria dalam satu hari ini.”

“Berapa orang? Kau sedang bergurau, kan?” Kata gadis itu dengan terbata-bata sambil kedua matanya yang terbelalak lebar.

“Apa aku terlihat seperti sedang bergurau saat ini?” Balas Kris seraya menatap tajam kearah kedua manik Jiyeon.

“Mari kita buat kesepakatan lagi. Jika kau memerintahkan hal yang sulit untuk aku lakukan, Aku akan langsung pergi dari tempat itu.”

“Baiklah, Tapi kau akan merasa puas saat melayani mereka semua. Kelima orang ini sangat kaya raya.” Balas Kris seraya menyunggingkan senyuman ciri khasnya kepada Jiyeon. Kemudian Krispun menambah laju kecepatan kendaraannya agar secepatnya tiba disana.

~~~ooo~~~

Ternyata Kris dengan segaja mendandani Jiyeon dengan pakaian mewah dan bermerek mahal untuk membawa Jiyeon ke pertemuan rahasia PresDir Wu bersama beberapa direktur dan memanfaatkan Jiyeon sebagai kambing hitam yang menyebarkan informasi pertemuan rahasia itu padanya.

Mobil Krispun berhenti disebuah Masion yang cukup mewah. Setibanya disana Kris langsung keluar dari dalam mobil dan berjalan masuk kedalam masion tersebut. Namun sebaliknya dengan Jiyeon. Gadis itu tetap diam terpaku didalam mobil dengan wajahnya yang ketakutan.  Kemudian Kris membuka pintu mobil itu dan pria itu langsung menarik pergelangan tangan Jiyeon untuk pergi bersama dengan dirinya masuk kedalam masion tersebut.

“Apa yang kau lakukan?” Teriak Jiyeon sambil memukul-mukul lengan Kris namun pria itu tak menggubris ucapan Jiyeon meskipun gadis itu sudah memukul-mukul dirinya  cukup kencang malahan Kris mempercepat langkah kakinya dan semakin kencang ia menarik pergelangan Jiyeon untuk ikut kedalam bersama dengan dirinya.

Jiyeon dibawanya masuk kedalam sebuah ruangan yang didalam ruangan tersebut sudah ada PresDir Wu bersama Direktur-Direktur yang lainnya yang sebagai investor di Hermia. Presdir Wu bingung kenapa Kris bisa tahu ada pertemuan rapat disini. “Bagaimana kau bisa menemukan tempat ini?”  Pria tua itupun juga bertanya kepada Jiyeon. “Mengapa kau ada disini?”

Jiyeon sangat kaget saat dia dibawa oleh Kris ke tempat rapat rahasia itu. Karena kebetulan Jiyeon tak tahu menahu tentang rapat yang sedang berlangsung itu. Kemudian Pria tinggi itupun menarik sebuah kursi dan seteah itu diapun duduk di hadapan pamannya dan para investor lainnya.

“Ini pertemuan para Investor. Tentu saja aku sebaiknya juga ada disini kan, Paman?” Ucap Kris seraya tersenyum tipis didepan Tuan Wu.

Kemudian salah satu Investor berkata kepada Kris. “Kau pasti keponakannya yang terkenal itu.”

“Ah, Kau pasti orang yang menerima uang dari ayahku untuk membangun bisnis dia dan orang yang selalu ada disekitar pamanku setelah ayahku meninggal? Kau sahabat ayahku kan? Wuaah, kalian semua sudah tua sekali!” Balas Kris dengan nada yang mengejek.

Sayangnya usahanya tidak berhasil mulus karena PresDir Wu tahu betul Jiyeon bukanlah seorang yang akan berkhianat darinya. Itu membuat Kris kesal diapun lalu memberi proposal kepada investor yang telah datang disana. “Aku akan membeli Obligasi dengan harga  yang paling murah dari harga sebenarnya. Tapi, hanya orang pertama yang menelponku yang bisa mengambil penawaran ini.” Ucapnya dengan senyum kemenangan kemudian Kris pergi dari dalam ruangan itu tanpa bersama Jiyeon.

~~~ooo~~~

Ternyata Kris menunggu Jiyeon didepan mobilnya. Kebetulan juga Gadis itu sudah berganti pakaiannya yang semula. Dengan penuh amarah gadis itu langsung melempar baju gaun dan semua aksesorisnya  yang dikenakannya tadi didepan wajah Kris.

“Dasar sampah!” Teriak gadis itu kemudian berjalan melewati Kris.

“Mengapa kau tidak sekalian saja naik ke truk sampah? Perjalananya jauh?”

“Jangan ikut campur urusanku!” Bentak Jiyeon.

“Seorang sekretaris seharusnya bicara dengan hormat dan lebih sopan!” Langkah kaki gadis itupun terhenti. “Hanya orang yang layak untuk dihormati akan ku hormati. Bahkan sebuah kata kutukan terlalu bagus untukmu saat ini.” Ejek Kris sambil berjalan mendekati Jiyeon.

“Kau seharusnya berterimakasih dulu kepadaku sebelum kau pergi!”

Mwo?!”

“Bukannya kau harus bersyukur? Aku mengajakmu untuk melihat wajah dibalik orang-orang yang bekerja denganmu, Kau melihat bagaimana Pamanku merendahkan semua kesetiaan yang sudah kau berikan kepadanya. Pamanku memang orang seperti itu.”

“Jadi, Ini syarat yang kau inginkan? Membuatku jadi kaki tanganmu?” Kata Jiyeon dengan tatapan yang sangat kesal.

“Siapa yang bilang seperti itu? Ini baru permulaan.” Dengan nada yang santai.

“Apa maksudmu? Ini beda dengan apa yang kau katakan sebelumnya!” Teriak gadis itu pada lawan bicaranya.

Kemudian Krispun berkata dengan ekspresi wajahnya yang datar. “Oke, Aku akan mengatakan syarat  untuk perdamaiannya. Bergabung dengan perusahaan ku.”

“Keterlaluan…” Tanpa Jiyeon sadari kedua tangannya teah mengepal kencang karena menahan amarahnya.

“Kau harusnya bersyukur karena Aku akan membuatmu menjadi kepala sekertaris. Aku rasa kau tidak akan keras kepala untuk menolaknya. Apa menurutmu Pamanku akan tinggal diam? Jangan tunggu dia untuk menyerangmu segeralah bergabung dengan perusahaanku saat kau memiliki kesempatan.”

Namun tawaran bagus Kris ditolak mentah-mentah oleh Jiyeon. “Tapi aku rasa akan lebih baik seperti ini daripada bekerja dibawah sampah seperti dirimu.” Balas Jiyeon dengan tersenyum simpul didepan hadapan pria itu. Sontak Krispun merasa kesal karena tawarannya dibuang begitu saja oleh Jiyeon. “Apa!!! Kau akan menyesal.”

Lalu gadis itu membalas perkataan Kris. “Posisi sekretaris di perusahaanmu. Sepertinya lebih cocok bagi orang yang tidak memiliki rasa kemanusiaan.” Setelah itu Jiyeon langsung pergi meninggalkan Kris namun sebelum Jiyeon pergi Kris berkata. “Kau hanya punya dua pilihan! Menjadi kaki tanganku atau musuhku!” Teriak Pemuda itu. Langkah kaki Jiyeonpun terhenti untuk beberapa saat namun gadis itu melanjutkan perjalanannya tanpa menoleh kembali kepalanya kearah lelaki itu.

~~~ooo~~~

_Di malam harinya_

Kris sudah tiba di kamar hotel yang biasa dirinya beristirahat. Disana juga sudah ada Sehun sekertarisnya yang sedang menerima telefon dari seorang klien.

“Ya. Ya, Pak. Saya akan memberitahukannya sekarang.” Lalu telefon itupun ditutupnya. Setelah itu Sehun berjalan menghampiri Kris yang sedang menyandarkan kepalanya di atas sofa panjang di ruang tamu.

“Direktur tadi ada 4 orang investor yang ingin bertemu dengan dirimu esok hari.”

“Sudah ku duga, mereka berempat hanyalah seorang penjilat.” Seraya tertawa geli. “Tolong  pesankan  kamar di hotel ini sebagai tempat pertemuannya.” Sambil tetap menayndarkan tubuhnya di atas sofa.

“Baiklah, Direktur.”

“Kerja bagus hari ini. Pulanglah” Ujarnya kemudian Kris menutup kedua matanya.

“Mengapa kau tidur di sofa lagi? Kenapa kau tidak tidur di kamarmu saja?” Tanya Sehun. Dengan kedua mata yang masih tertutup Krispun menjawab. “Aku tidak bisa tidur di kamarku. Bila aku melakukannya semua itu membuat jantungku sakit. Hal ini sudah menjadi kebiasaanku untuk tidur di sofa.”

“Lihatlah kau ini. Apa gunanya menghasilkan uang milyaran jika kau tidak bisa tidur dengan benar?” Ungkap Sehun prihatin dengan keadaan atasannya ini. Karena bagi dirinya Kris sudah seperti sebagai keluarganya sendiri begitupun Kris kepada Sehun. Jadi tak heran bila mereka berdua terlihat sangat akrab.

“Apakah terlihat seperti itu?” Balas Kris namun kali ini pria itu membuka kedua matanya. “Rasanya seperti akan mati jika aku tidur berbaring di tempat tidur.”

Kemudian Sehun duduk disamping Kris dan berkata. “Mengapa hal ini menjadi penting? Kau sedang sekarat dan kemungkinan hidupmu sebentar lagi. Lebih baik kau memulihkan tenagamu agar kau bisa lebih kuat menghadapinya.”

“Semua orang akan mati. Kemungkinan seseorang akan mati setelah dilahirkan adalah 100%. Hal yang tidak adil yang aku tahu adalah kematian.” Ucapnya sambil bangun dari bersandarnya. “Waktuku sudah dekat, Sehun-ah. Aku hanya mengulur waktunya sedikit lebih lama.” Balasnya dengan suaranya yang berat.

“Apa arti balas dendam bagimu? Apa kau hanya ingin hidup seperti ini disaat kau sudah divonis hanya bisa hidup dalam waktu satu bulan?” Tanya Sehun.

“Tidak juga… Aku ingin mati seperti ini tanpa penyesalan.” Jawabnya seraya menyunggingkan senyuman di wajahnya.

~~~ooo~~~

_Dipagi harinya_

Jiyeon dipanggil oleh PresDir Wu untuk datang ke ruangannya. Setibanya disana Jiyeon disuruh mengirim sebuah bingkisan yang sudah disiapkan oleh PresDir Wu. “Pergi dan antarkan ini untuk seseorang dan ini alamatnya.”

“Pada siapa bingkisan ini akan saya kirim?” Tanya Jiyeon dan PresDir Wu pun menjawab. “Investor terakhir kita yang masih tersisa. Ini akan menjadikan penyemangat dirinya  dan rasa terima kasih kita, jadi pastikan kau sendiri yang memberikan kepadanya.”

Nde… araseumnida.” Kemudian Jiyeon langsung pergi mengirimkan bingkisan ini ke alamat yang sudah diberikan pada dirinya.

~~~ooo~~~

Jiyeon tak tahu kalau sebenarnya sudah dimanfaatkan oleh PresDir Wu sebagai kambing hitam dengan menyuruh Jiyeon mengirimkan paket itu kepada Kris. Presdir Wu ternyata diam-diam menyelidiki Kris dan dari situlah PresDir juga tahu penyakit apa yang diderita Kris. Paket yang sedang dibawa oleh Jiyeon adalah obat herbal yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit jantung.

Saat Jiyeon tiba di tempat yang dberikan oleh PresDir. Jiyeon sangat kaget karena ia melihat ada Kris sedang bernegosiasi bersama 4 investor yang kemarin bertemu dengan dirinya saat di Masion. “Bagaimana kau bisa kesini?” Tanya Kris dan tiba-tiba datanglah Pamannya masuk kedalam ruangan tersebut.

“PresDIr…” Ucap gadis itu dengan nada yang kaget.

“Oh tampaknya kau sudah tiba tepat waktu, Sekretaris Park.” Balas Ketua Wu dengan wajah yang tak bersalah.

“Apa yang membawamu kesini?” Tanya Kris dengan nada yang bingung.

Dengan santainya pria tua itu berkata. “Ini pertemuan para investor, bukan? Tentu saja aku harus ada disini.” Kata yang pernah terucapkan oleh Kris saat itupun diulangnya kembali. Kemudian PresDir Wu duduk disofa bersam dengan investor lainnya, mau tak mau akhrnya Krispun menyusul Pamannya duduk bersama disana. Kebetulan tempat duduk yang tersisa hanya ada disamping Tuan Wu jadi dengan berat hati Kris duduk bersebelahan dengan pamannya.

“Sepertinya kau belum menyampaikan hadiahnya, Sekertaris Park. Bawakan bingkisan itu dan truh diatas meja.” Perintah PresDir Wu pada Jiyeon. Gadis itupun menuruti begitu saja perintah atasannya.

“Apa yang sedang kau rencanakan?” Tanya Kris lagi dengan nada curiga.

“Yi Fan-ah… Aku tidak akan tahu jika bukan karena sekretaris Park yang memberi tahuku saat tadi…” Sambil membuka bingkisan itu dan memperlihatkannya kepada Kris.

“PresDir…” Dengan suara yang pelan. Karena sesungguhnya Jiyeon tak pernah mengatakan apapun pada PreDir Wu apalagi Jiyeon juga taktahu penyakit apa yang diderita Kris saat dia dirawat dirumah sakit.

Kris sangat kaget saat melihat isi bingkisan itu. Isi bingkisan itu adalah gingseng merah. “Ayahmu meninggal karena gagal jantung, dan untuk menambah staminanya dia selalu meminum ini dengan air hangat. Yi Fan-ah, Kau sudah bekerja dengan keras karena Pamanmu ini. kali ini biarlah aku yang menangungnya.” Seraya sebelang tangannya mengengam erat punggun tangan Kris.

PresDir Wu berpura-pura bersimpati atas penyakit Kris padahal niat sesungguhnya adalah memberitahu kepada semua investor tentang penyakit yang diderita Kris yang hanya tinggal satu bulan lagi. Jiyeon juga kaget saat mendengar bila sisa umur kris tinggal satu bulan lagi. Berita itupun sukses membuat para investor yang akan bekerja sama dengan dirinya mengurungkan niatnya untuk memberikan saham mereka kepada Kris. Berbeda dengan Presdir Wu yang sangat mengenal sifat Jiyeon, Kris tidak. Dan pria itu percaya kalau Jiyeon lah yang bertanggung jawab atas kehancuran rencananya.

Sepeninggalnya para investor dan Pamannya tinggallah Jiyeon dan Kris diruangan tersebut. dengan penuh amarah yang membeludak, Kris melempar semua barang-barang yang ada diatas meja. Bahkan dengan kasar Kris langsung meraih kerah leher mantel Jiyeon kehadapannya. “Orang seperti dirimu… Bagaiman bisa orang sepertimu…”

“Direktur, mohon dengarkan penjelasan dariku…” Tutur Jiyeon dengan suara yang bergetar.

“Aku bertaruh nyawaku untuk ini! Aku sudah bekerja sekuat tenaga untuk ini! Bagaimana mungkin seorang perempuan sepertimu?! Seraya memperkeras gengaman tangannya. Gadis itupun mulai panik, Jiyeon berusaha meredakan emosi Kris. “Tolong tenanglah. Aku bisa menjelaskannya.”

“Kau dan Ayahmu… sama-sama brengsek!!! Sebenarnya apa salah Ayahku dan diriku kepada keluargamu? Hah!!!” Teriaknya kencang tepat didepan wajah Jiyeon.

“Kumohon dengarkan apa yang harus Aku kata…” Kris langsung menghempaskan tubuh Jiyeon sebelum dirinya menyelesaikan ucapannya. Tubuh gadis itupun tersungkur dibawah lantai. Dengan segera Jiyein bangkit dari jatuhnya.

“Pergi kau! Pergi dari sini sebelum aku membunuhmu!”

“Direktur…”

“Pergi!!!” Teriaknya kembali dengan tatapan mata yang penuh dengan kebencian terhadap Jiyeon.

Jiyeon akhirnya pergi dengan penuh rasa bersalah dengan tubuh yang bergetar. Akan tetapi sebelum ia sempat pergi jauh, Kris tiba-tiba pingsan. Tubuh Kris jatuh terkapar diatas meja kaca yang tak jauh dari sisi Kris berdiri saat tadi. Kepala lelaki itupun mulai mengeluarkan darah yang cukup banyak. Jiyeon pun langsung membawa Kris ke rumah sakit.

~~~ooo~~~

Sebagai kekasih yang sangat menyanyangi dan mencintai Jiyeon, diam-diam Chanyeol membantu Jiyeon untuk menyelidiki perkara ini. Akan tetapi dalam usahanya mencari siapa orang yang bertanggung jawab yang memasukkan bahan-bahan terlarang itu kedalam kosmetik Hermia sangatlah sulit dan setelah beberapa hari ia mencari tahu akhirnya Chanyeol menemukan titik terangnya. Chanyeol mendapati sesuatu yang mencengankan. Dalang dibalik semua ini adalah Tao sahabatnya sendiri yang juga sebagai Direktur di perusahaan itu sendiri.

Chanyeolpun langsung mendatangi Tao, Taopun mengaku bahwa dia melakukan itu semua karena dia ingin mengambil alih posisi PresDir. Tao memberitahu Chanyeol bahwa selama ini hidupnya tidaklah mudah, karena dia harus bekerja di Hermia bukan sebagai penasehat hukum melainkan sebagai anjing peliharaan PresDir Wu yang tugasnya adalah melakukan pekerjaan – pekerjaan kotor, seperti penggelapan uang dan penggelapan pajak bahakan Tao tahu kalau PresDir Wu sudah memalsukan Surat wasiat peninggalah Ayah Kris untuk Putra semata wayangnya Wu Yi Fan beralih tangan untuk Pamannya.

Walaupun dirinya melakukan pekerjaan kotor tapi Tao sempat berpikir suatu hari nanti usahanya pasti akan diakui. Namun sayangnya, sekeras apapun usaha yang dia kerjakan. Tetap saja dia akan selamanya menjadi anjing peliharaan Presdir.

“Aku pikir jika aku bekerja dengan keras, suatu saat nanti keberadaanku akan diakui, tapi.. tidak peduli seberapa keras aku bekerja, tidak peduli berapa lama aku melakukannya, aku tidak bisa menjadi nomer satu.” Ujar Tao.

Dengan wajah yang sendu Chanyeol berkata. “ Hentikanlah semua ini, Tao-ah…”

“Tidak! Aku ditakdirkan untuk menjadi anjing peliharaan PresDir sampai  Aku tertangkap dan mati!”

“Yah, apa kau sudah gila?!” Balas Chanyeol.

“Tidak mungkin aku tidak jadi orang segila ini karena tidak ada yang adil di dunia ini!!!” Ucap Tao dengan Frustasi.

“Aku akan menghancurkan PresDir Wu beserta dengan perusahaannya. Hanya itu jalan satu-satunya agar aku bisa terlepas dari semua ini.” Tambahnya.

“Yah, Tao-ah… kemana akal sehatmu? Kemana rasa kemanusiannmu? Bagaimana nasip para buruh yang sudah bekerja bertahun-tahun disana. apakah itu adil untuk mereka semua?” Tanya Chanyeol.

“Aku tak peduli, didunia ini tak ada yang adil. Hidupku saja selalu aku jalanin dengan ketidak adilan jadi persetan dengan masalah mereka!” Umpat pria tinggi itu.

Chanyoel  sangat terkejut mendengar pengakuan Tao. Walaupun menjalani hidup yang sangat berat seperti itu, tapi tak seharusnya Tao bertindak sampai sejauh itu, Jika Hermia hancur maka nasip ribuan karyawan yang bekerja disana akan hancur juga tak terkecuali ayahnya dan Jiyeon kekasihnya.

Chanyeol tak bisa meneruskan rencana licik Tao. Dia harus menghentikannya aksi Tao dengan mengungkapkan semua kejahatan Tao dan menangkapnya jika dirinya tak segera menyerahkan dirinya kepihak berwajib.

“Aku beri waktu satu hari. Entah kau serahkan dirimu ke Polisi atau sku yang menangkapmu.” Ungkapnya kemudian Chanyeol pergi meninggalkan Tao yang masih diam terpaku.

Diperjalanan pulang Chanyeol termenung dengan apa yang baru saja terjadi pada diri sahabatnya Tao. Dia merasa sedih karena dirinya harus menangkap sahabat baiknya kedalam sel penjara. Sayangnya, niat Chanyeol itu tak akan pernah bisa ia lakukan karena seorang pengendara mobil misterius menabrak dirinya cukup kencang sampai tubuhnya terplanting cukup jauh.

~~~ooo~~~

Chanyeol au dilarikan kerumah sakit bersamaan dengan Kris dirumah sakit yang sama. Dirumah sakit itulah, Jiyeon mendapat kabar via telefon tentang kematian kekasihnya Chanyeol. Sebuah berita yang amat mengejutkan sampai-sampai kedua kakinya tak mampu menompang lagi berat tubuhnya.

Tanpa Jiyeon sadari tasnya pun jatuh dan isi dalam tas tersebut berserakan dibawah lantai. Tak sengaja kedua mata Jiyeon melihat pin rambut pemberian Chanyeol. “Jangan pernah memikirkannya. Aku tidak akan melepaskanmu. Tidak ada kata berpisah dalam kamusku. Aku mencintaimu, Jiyeon-ah…” Kalimat terakhir yang dikatakan oleh Chanyeolpun  itu mulai terngiang – ngiang dikedua telinganya. Airmata Jiyeonpun tumpah seketika, gadis itu mulai menangis terisak isak sambil mengengam erat pin rambut pemberian pujaan hatinya kedalam dekapannya.

“Yeol-ah… yah… Park Chanyeol… kau semestinya menepati perkataanmu itu padaku, Yeol-ah…” Lirihnya sambil tetap mengengam erat pin rambut tersebut.

~~~ooo~~~

Entah berapa lama waktu berlalu, Kris akhirnya tersadar dari komanya setelah melakukan transplantasi jantungnya berhasil. Ternyata setelah kejadian malam itu, Kris beruntung mendapatkan donor jantung yang tepat. Padahal dokter sudah mengatakan bahwa kemungkinan mendapat donor jantung hanyalah 1%.

“Aku tidak bisa berkata apa-apa selain kalau kau benar-benar beruntung, Kris-ah. Dengan sangat mengejutkan tubuhmu berhasil menerimanya, jadi jaga baik-baik jantung baru mu ini.” Kata Dokter Jo kemudian laki-laki paruh baya itupun berpamitan pada Kris untuk pergi. Namun belum sempat Dokter Jo pergi, Kris memangginya.

Ahjussi...”

“Ya?”

Kamsahamnida.. Ahjussi...” Seraya menyunggingkan senyum tipisnya.

~~~ooo~~~

Kris menunjukan perubahan drastis dalam sikapnya. Seperti saat dirinya tiba-tiba mengucapkan kalimat terimakasih dengan tulus kepada Dokter Jo, Ucapan itu membuat Dokter Jo dan sekertarisnya Sehun terkaget saat mendengar kalimat itu dari mulut Kris. Karena kalimat itu tak pernah ia ucapkan bahkan tak pernah ada didalam pikirannya semenjak dirinya ditinggalkan oleh kedua orangtuanya.

Di siang harinya, Sehun mengajak Kris untuk berjalan-jalan mengelilingi rumah sakit. Sehunpun juga mulai berbincang – bincang sambil mendorong kursi roda yang diduduki oleh Kris.

“Nasipmu sangat baik sekali, Direktur. Tolong beristirahatlah untuk beberapa bulan kedepannya.” Tiba-tiba telefon gengam Sehunpun berbunyi.

“Kring…kring…kring…”

“Maaf, Aku harus menerima telpon ini terlebih dahulu. Permisi, Direktur.” Ucapnya kemudian Sehun pergi meninggalkan Kris di taman rumah sakit. Tak lama kemudian, tiba-tiba sebuah bola tak sengaja menggelinding kearah kakinya. Dan datanglah seorang gadis kecil meminta bola itu kembali. Krispun lalu memberikan bola itu kepada anak kecil tersebut.

Kamsahamnida…” Kata gadis kecil itu dengan wajah yang sumeringah. Mendengar itu Kris tersenyum kemudian Kris mengulurkan sebelah tangannya untuk mengetuk pelan hidung mungil milik gadis kecil itu sebanyak tiga kali setelah itu Krispun mulai tersenyum lebar dihadapan anak kecil tersebut. Senyuman itu seperti senyuman yang sangat tulus yang di pertama kali diperlihatkan oleh seorang Kris yang digadang-gadang sebagai manusia yang sangat kejam bahkan dia sering disebut-sebut juga  seperti iblis. Semua kalimat itu akan sirna apabila orang yang selama ini berfikiran seperti itu terhadapnya,  melihat senyuman yang diperlihatkan Kris kepada gadis kecil manis itu disaat ini.

_TBC_

~~~ooo~~~

Annyeonghaseo yeorobun ….

Ketemu lagi sama Phiyun disini (^-^)/ mudah-mudan gak bosen yah ketemu aku terus, hehe 😀

Bagaimana menurut kalian ceritanya kali ini… aku harap kalian menyukainya ya ^^

Maaf bila banyak Typo’s yang bertebaran saat membaca cerita ini, maklum author juga manusia biasa ^^

Penasaran sama lanjutan ceritanya ? Ayo jangan lupa berikan  komennya ya biar secepatnya aku postingin kelanjutannya. Komentar dari para readers adalah sebagai penyemangat author untuk lebih baik lagi dalam menulis cerita selanjutnya … 😀

See you ….

Khamsahamida (^-^) v

4 respons untuk ‘[FF Request] Falling For Innocence [Part 3]

    • YAp… pastinya ceritanya seru dong, hehe 😀
      di part yang akan datang nanti pasti ketahuan siapa dalangnya
      Makasih ya dah nyempetin mampir kesini n komennya

  1. Omo…omo…omo… chanyeol meninggal andwe (T.T)
    banyak banget yah penderitaan uri jiyi…
    Kris disini karakternya temprament ya? mudah” setelah mendapat pendonor jantung yang tepat kris gak kejam lagi sama Jiyi…

    • Iya disni yeolnya meninggal…TT
      semoga kris jadi berubah yah eonni setelah berhasil melakukan transpantasi jantungnya…
      makasih yah dah nyempetin mampir kesini n komennya ^^

Komen Juseyo ^^

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.