[FF Request] Falling For Innocence [Part 4]


req-poster-phiyu-art-zone (1)

|| Title: Falling For Innocence || Author: Phiyun || Genre: Sad | Hurt | Romance | Family life | Tragedy || Main Cast:  Jiyeon | Kris a.k.a Wu Yi Fan | Tao | Chanyeol | Jessica || Support Cast : Member T-ara & Exo ||

Credit Poster : AngllyRyx@Artzone (Thank’s ^^)

Preview: Epilogue || Part 1 || Part 2 || Part 3

Cerita ini Remake dari drama Korea dengan judul yang sama. Mungkin ada beberapa alur ceritanya yang aku singkat. Dan mungkin ada kata yang aku ganti pakai bahasaku sendiri tapi itu tidak mengubah alur ceritanya kok. Walaupun nantinya akan sedikit beda.

Pemain yang ada didalam cerita real milik penulis ya kalau di dunia kenyataan milik Tuhan, keluarganya, Temannya dan agencynya. Heheee… XD

***Happy Reading***

~Pov Jiyeon~

Saat aku kecil aku pindah sekolah setelah ayah dipindah tugaskan ke perusahaan cabang. Akan tetapi dengan status ayah ku yang sangat tinggi sebagai wakil presdir, sedangkan orang tua murid disini hanya seorang pegawai biasa membuat anaknya untuk tidak boleh mendekati diriku. Aku hanya bisa menatap teman-teman bermain dari kejauhan dengan sedih. Tiba-tiba datanglah seorang anak laki-laki kecil menghampiri diriku yang sedang terduduk.

Lalu anak laki-laki itupun berkata padaku. “Mengapa kau tidak bermain dengan yang lainnya?”

“Teman-teman takut denganku.” Balasku dengan nada yang lesu.

“Benarkah? Kalau begitu, Ayo ikut dengan ku. Kita ajak mereka bermain bersama.”

Akupun berusaha menolak ajakan anak laki-laki itu dan berkata padanya. “Kau pergi saja sendiri, aku nanti saja.”

“Nanti saja kapan? Ayo ikut dengan ku.” Balasnya. Anak laki-laki itu tidak mau terima kata yang aku katakan. Diapun langsung menggandeng tanganku pergi bersama dengannya.

Dihari itulah aku mengenalnya, nama anak laki-laki itu adalah Chanyeol. Chanyeol adalah orang yang selalu berkata  bahwa tidak ada yang namanya nanti saja.

***

“Jiyeon, Kekasihku.” Panggil Chanyeol sambil berlari menghampiriku

“Yeol-ah…” Balasku dengan menyunggingkan senyuman karena aku senang dia menyempatkan waktunya untuk menjemput ku pulang dai kantor.

Lalu Chanyeol mengeluarkan sesuatu dari goody bag-nya. Ternyata dia membelikan sarung tangan dan penutup kepala rajutan untuk dikenakan padaku, karena kebetulan saat malam itu sedang turun salju. “Ini untuk dipakai di tanganmu dan ini untuk dipakai di kepalamu. Setelah ini kita pergi kesuatu tempat.” Katanya sambil sibuk membantuku mengenakan sarung tangan dan penutup kepala kepadaku.

“Memangnya kita mau pergi kemana?” Tanya ku.

“Kita akan melihat salju yang banyak malam ini. Kau kan, suka salju pertama yang turun setiap tahunnya.  Aku sudah memesan tempat  disana. Setibanya disana kita nanti masak Ramen, dan bermain ski. Oppa ini sudah merencanakan semuanya untuk mu.” Dengan nada yang riang ia mengajak ku pergi bersamanya.

Sayangnya malam itu aku sedang tak ingin pergi jalan-jalan karena besok pagi aku harus bekerja kembali, dengan halus akupun memberikan alasan bila aku tak bisa pergi kesana bersama dengannya. “Andwe… aku tidak bisa. Aku harus kerja pagi sekali. Besok aku sibuk sekali, Oppa.” Kataku dengan nada yang merajuk.

“Hei… Agasshi, kau sudah melewati hari ini karena besok.” Dengan tatapan mata yang kesal kearahku kemudian pria itu berjalan kesampingku dan dia langsung menggengam tanganku dengan lembut dan berkata. “Cepat! Ayo berangkat, ayo, ayo!” Katanya dengan wajah yang sumeringah sambil menarik ku untuk berjalan bersama dengannya dan alhasil aku tak bisa menolaknya.   Pria itu juga sangat menghargai waktu. Orang yang selalu menghargai hari ini daripada hari esok.

***

Saat ayahku meninggal dunia, aku merasa sangat sedih dan kesepian. Tapi Chanyeol dengan setia menemaniku dan meyakinkan ku untuk tidak mencemaskan hal itu.

“Jangan takut, Jiyeon-ah. Kau tidak perlu khawatir. Kebahagiaan akan pergi dan kesedihan juga akan berlalu. Yang terpenting adalah kau memiliki aku hari ini, dan juga hari esok. Untuk hari ini, besok dan hari-hari berikutnya…” Seraya berucap dengan menggengam lembut jari jemariku.

Mendengar kalimat itu dari bibirnya aku tak mampu berkata apa-apa. Aku hanya bisa menunjukan senyuman bahagia dihadapan dengan kedua mata yang telah basah dengan airmataku. Setelah itu pria itupun memelukku kedalam dekapannya. Hatiku yang sedari tadi ketakutan berubah seketika menjadi tenang saat dirinya ada disisiku. Namun mulai hari ini dan selanjutnya, Dia sudah tidak akan ada lagi disisiku. Bukan hanya hari ini, aku merasakan ketidak hadirannya tapi aku juga akan merasakan ke tidak hadirannya esok harinya.

Air mataku mulai menetes saat melihat peti jenazah lelaki yang aku cintai masuk kedalam tungku untuk dikremasi. Hatiku terasa sakit dan sangat perih. Aku tak sanggup lagi menahan kepedihanku. Namun aku berusaha tegar berdiri untuk menghadapi semua ini, karena aku yakin pria yang aku cintai tak akan pernah pergi dari sisiku karena ia akan selalu ada didalam hatiku untuk selamanya.

-Pov Jiyeon-end-

~~~ooo~~~

Walaupun masih keadaan berduka Jiyeon tidak penah memperlihatkan kesedihannya didepan orang lain bahkan didepan rekan sekertarisnya. Setelah mendengar kabar bahwa Kris sudah pulih, salah satu investor Hermia menjual semua obligasinya pada Gold Partners hal itu membuat Gold Parteners menjadi Investor terbesar di Hermia.

Presdir Wu tentu saja langsung panik, jika mereka tidak membayar obligasi yang akan jatuh tempo pada bulan ini maka mereka akan dinyatakan bangkrut. PresDir Wu lalu memerintahkan salah satu direktur untuk mencari dana dari bank atau dari uang pribadi para karyawannya untuk membayarkan obligasi tersebut. PresDir Wu juga memerintahkan Tao untuk memasang badan bila pihak pengadilan menyatakan Hermia bangkrut.

“Direktur Tao, Persiapkan diri mu dalam persidangan soal kebangkrutan yang akan kita hadapi.”

Nde.. araseumnida.”  Setelah itu Tao pergi meninggalkan ruang PresDir untuk menyiapkan semua yang dibutuhkannya di persidangan nanti.

~~~ooo~~~

-Dua bulan Kemudian-

Sudah hampir dua bulan Chanyeol meninggal dunia,  tapi sampai detik ini belum ada titik terang siapa pelaku dari penabrak lari tersebut. Dektetif Eunjung sekaligus Partner polisi Chanyeol berusaha keras untuk mencari siapa pelaku tabrak lari itu dengan cara menderek secara paksa semua mobil yang malam itu terekam dalam kamera CCTV, Walaupun Eunjung belum berhasil menemukannya sedikitpun wanita itu tak pantang menyerah.

Tapi kegigihannya mambuat kepala polisi di kantornya bekerja lama-lama menjadi stres, diapun menyuruh Eunjung untuk menghentikan pencarian kasus tabrak lari Chanyeol, tapi wanita itu bersih keras untuk tetap mempertahankan pendiriannya.

“Apa kau sudah gila? Kau ini keras kepala sekali! Sudah berapa kali kau  selalu membawa mobil untuk menangkap  si penabrak lari yang menabrak Polisi Chanyeol?” Tanya Kepala polisi tersebut dengan menahan amarahnya.

“Ini bukan karena Aku keras kepala. Aku hanya menyelidiki mobil yang mencurigakan yang tertangkap kamera CCTV pada saat kejadian itu. Lagipula hari ini, aku menderek sebuah mobil karena kendaraan tersebut sudah jatuh tempo sudah lebih dari ribuan dollar dia berdenda.” Kilah Eunjung untuk membela diri.

Atasannyapun semakin marah saat mendengar pembelaan Eunjung. “Neo michesseo?! Lalu, apa kau menemukan bercak darah pada mobil itu?

“Tidak ada..” Balas Eunjung dengan suaranya yang lemah.

“Aissh… Sekarang, bisakah kau tidak ikut campur dalam kasus tabrak lari itu?” Pinta Kepala Polisi tersebut. Dengan suara yang lantang Eunjungpun berkata. “Aku tidak bisa tinggal diam.”

“Yah… Ham Eunjung-ssi, sudah dua bulan kasusnya tanpa ada bukti dan saksi! Lebih baik kau menyerahlah.”

“Lebih baik aku kehilangan sesuatu yang berharga didiriku daripada harus kehilangan penjahat itu!” Balas Eunjung dengan nada yang tinggi kemudian iapun pergi meninggalkan atasannya yang dari tadi memanggil dirinya untuk berhenti namun itu tak di gubris oleh Eunjung.

~~~ooo~~~

Dimalam harinya Kris bermimpi saat dirinya dibawa kerumah sakit saat malam itu. Didalam mimpinya, ia melihat kepala seorang wanita memakai jepitan rambut kupu-kupu yang sedang menangis tersedu-sedu diatas dadanya.

“Siapa wanita ini? Mengapa kau menangis seperti ini? Mengapa melihatmu menangis membuatku menjadi sedih? Hatiku terasa sakit. Yah lihat aku, siapa kau ini?” Detak jantung Krispun semakin berdetak sangat cepat dan ketika Kris hendak menyentuh kepala gadis tersebut iapun terbangun.

Dengan nafas yang berburu Pria itu terbangun dengan tubuh yang penuh dengan peluh. “Mimpi yang sama, kenapa aku selalu bermimipi yang sama disetiap harinya?” Gumamnya pelan seraya bangun dari berbaringnya kemudian namja itupun mengatur nafasnya perlahan-lahan.

“Apakah kau bermimpi buruk lagi.” Kata seseorang yang baru masuk kedalam ruangan rawat Kris sambil membawa dua bungkusan plastik yang besar di kedua tangannya kemudian kedua plastik besar itu ditaruhnya diatas ranjang Kris. Sontak pria yang bertubuh jangkung itupun terkejut. “Kkamjjagiya! Itu bukan mimpi buruk, dasar kau ini.” Jawab Kris yang saat ini sedang duduk diatas ranjangnya.

“Kau yang selalu bilang kalau wanita itu berambut panjang muncul, dan dia naik ke atas perut dalam mimpimu. Jika bukan mimpi buruk lalu apa namanya?” Tanya Sehun lagi.

“Yah..”

“Pasti itu hantu perawan yang sedang mengincar dirimu ketika kau berada di alam kematian dan kehidupan.” Tambahnya

“Yak! Hentikan omong kosongmu itu!” Balas Kris kemudian isi yang ada didalam plastik besar itupun dikeluarkannya semua tepat diatas ranjangnya.

“Apa kau sudah membeli apa yang ku minta?” Tanya Kris

“Sudah, aku membelikan semua makanan ringan yang kau pesan. Pilih apa yang kau suka! Pilihlah!”

Sekertaris Oh heran kenapa Kris sekarang ingin makan snack padahal sebelumnya Kris tidak pernah makan – makanan seperti ini. yang paling mengherankan lagi Kris hanya memakan permen lolipop, padahal dirinya membawa puluhan macam snack.

“Hanya itu yang kau inginkan?”

“Heemm..” Ucapnya seraya menganggukkan kepalanya kepada Sehun. “ Dan ambil  sisanya  semua untuk mu.”

Nde..??” Balas Sehun dengan wajah yang kanget.

~~~ooo~~~

Setelah itu Kris mengajak Sekertaris Oh untuk ikut bersama dengan dirinya berjalan-jalan ke taman rumah sakit untuk membicarakan masalah obligasi Hermia yang akan jatuh tempo bulan ini, tak sengaja saat Kris berjalan di lorong rumah sakit, Kris melihat sesuatu yang bersinar-sinar tengah bertengger di salah satu ranjang pasien. Dia melihat sebuah jepit rambut kupu-kupu yang sama persis dengan yang ada didalam mimpinya.

Krispun Langsung masuk kedalam ruangan tersebut dan kemudian iapun mengambil jepitan rambut itu dengan antusias dan setelah itu Kris bertanya pada semua pasien yang lain siapa pasien yang menepati ranjajng itu kepada mereka semua. Kris diberi tahu oleh saah satu pasien inap yang ada disana kalau yang menepati ranjang itu adalah seorang pria tapi yang menjaganya adalah seorang wanita.

Tak lama kemudian datanglah wanita paruh baya kedalam ruangan tersebut. Kris langsung memperhatikan dengan seksama kepala Ahjumma itu karena dia menduga jangan-jangan Ahjumma itu adalah wanita yang selalu menangis dalam mimpinya.

“Apa anda keluarga pasien disini?” Tanya Kris.

“Ya benar.”

“Apa pasien ini dipindahan dari ICU atau ruangan isolasi?”

“Iya, memang benar.”

Jinjja??” Kali ini Kris menanyakan dengan wajah yang lebih terkejut. “Sepertinya model rambut anda sedikit mirip.” Gumamnya pelan kemudian Krispun bertanya kembali kepada wanita paruh baya itu lagi. “Apa saat di ICU kebetulan kau salah orang lalu memelukku?”

Tiba-tiba Sehunpun terbatuk-batuk saat direkturnya berkata kalimat yang tidak masuk diakalnya tersebut. tapi Kris sebaliknya wajah ia amat serius saat menayakan hal tersebut. Wanita paru baya itupun semakin bingung dengan apa yang sedang dibicarakan oleh Kris.

Kemudian Kris langsung berbaring di atas ranjang tersebut kemudian Kris membentangkan kedua tangannya lebar-lebar dan kemudian menyuruh wanita paruh baya itu untuk menyandarkan kepalanya diatas dadanya.

“Sebentar saja. Aku ada alasan khusus untuk ini. Aku harus coba merasakannya.” Kata Kris dan itu membuat Sehun dan wanita paruh baya itupun semakin kaget. Sekertaris Oh pun berusaha menyuruh Kris bangun dari atas ranjang tersebut namun Kris tak mau mendengarkannya dia malam menyuruh wanita paruh baya itu untuk segera merebahkan kepalanya di atas dadanya. “Kumohon, sandarkan kepala anda di atas dadaku.”

Mendengar perkataan Kris seperti itu pria hidung belang yang berniat ingin meraba-rabanya. Dengan penuh amarah Ahjumma itu langsung memukuli dan menjambak kepala Kris.

“Pria brengsek!!!” Umpatnya sambil menjambak kencang puncak rambut yang ada dikepala Kris. Kris berusaha melarikan diri tapi Ahjumma itu tidak mau melepaskannya begitu saja, bahkan Sekertaris Oh pun tak berdaya menolongnya.

Saat ada kesempatan untuk kabur Krispun langsung berlari kencang dari dalam ruangan tersebut namun pelariannya tak berjalan mulus, wanita paruh baya itupun berlari dengan kencang untuk mengejarnya. “Kemari Kau! Kemana kau pikir kau akan bisa pergi? Dasar Brengsek!”

Kemudian anak si wanita paruh baya itupun dan beberapa petugas rumah sakitnya berusaha keras memegangi dan menenangkan wanita tersebut. Sekertaris Oh juga berusaha menjelaskan bahwa ini cuma kesalahpahaman tapi wanita paruh baya itu sama sekali tak percaya dan terus memaki Kris dengan bahasa dialek daerah yang tak salah satu orangpun mengerti disana.

Anak laki-laki wanita paruh baya itupun berusaha menjelaskan apa yang baru saja dikataan oleh ibunya. Apa maksud Kris menyuruh ibunya untuk menyandarkan kepalanya di atas dadany?

Krispun menjawab sambil sebelah tangannya memegangi kepalanya yang perih saat tadi terkena pukulan dan jambakan dari wanita paruh baya tersebut. “Ahjumma, sudah berapa kali aku katakan, aku memiliki alasan, dan… dan Ahjumma, kau benar-benar bukan tipe wanita idamanku!” Teriak Kris seperti anak kecil.

“Yak! Kenapa dia berani membentakku! Dasar brengsek!!!” Umpat Ahjumma dengan emosi. Wanita paruh baya itu sempat ingin menyerang Kris namun untuknya semua itu tak terjadi karena Kris sudah di amankan oleh para petugas medis dari amukan sang Ahjumma.

 

Insiden itu membuat Sehun bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi pada Kris. “Apa yang sedang terjadi disini? Apa kau sudah gila?” Tanya Sehun dengan keadaan baju yang sudah lusuh.

“Apa maksudmu dengan gila? Bukan aku yang gila, tapi Ahjumma itu yang gila!”

“Kau ingin mati? Kenapa kau bertingkah seperti itu? Kenapa ?!”Tanya Sehun kembai namun kali ini nadanya sedikit meninggi kepada Kris. Mendengar itu kris langsung membalikkan tubuhnya dan kemudian bejalan mendekati Sehun. “Ber-bertingkah seperti itu? Apa kau ingin mati di tanganku sekarang?” Ancam Kris.

Tiba-tiba Kris mencari sesuatu didalam kantung piyamanya dan saat apa yang dicarinya tak ketemu diapun bertanya kepada Sehun. “Jatuh kemana permenku? Permen… Permen!” Perintah Kris kepada Sehun untuk mengambilkan permen tersebut untuknya. Dan Sehunpun pergi dengan kesal meninggalkan Kris yang entah kenapa sikapnya berubah seperti anak kecil semenjak transpalntasi jantungnya berhasil.

~~~ooo~~~

Pada saat yang bersamaan, Jiyeon mendapat telefon yang memintanya untuk datang kerumah sakit. Jiyeonpun langsung pergi dengan terburu-buru, tapi saat dia baru tiba di sana, Kris tak sengaja melihat kedatanngan Jiyeon. Kris lalu berjalan dan menghampiri gadis itu.

“Hei! Dunia ini memang sempit ya! Siapa ini yang datang? Putri dari seorang penghianat!”  Sindir pria tinggi itu.

“Direktur, kau terlihat baik.” Balas Jiyeon seraya membungkukan punggungnya untuk memberi hormat. Namun balasan Kris sebaliknya, Pria itu malah menyindir Jiyeon sebagai penyebab dirinya hampir mati. “Aku hampir saja mati karena seseorang, Jadi apa yang akan kau lakukan sekarang karena tubuhku sudah memilliki jantung yang baru?”

“Aku sudah mendengarnya. Betapa beruntungnya kalau anda sudah terlihat sehat.”

“Jadi kau bersyukur melihat ku sehat? Kau pasti datang kesini untuk menjenguk diriku sebelum aku diperbolehkan pulang, Kau…”

Belum sempat Kris menyelesaikan perkataannya Jiyeon langsung buru-buru berpamitan kepadanya. “Maafkan aku, tapi bisakah kita bicara lagi nanti?” Kemudian Jiyeon langsung pergi meninggalkan Kris yang masih berdiri dihadapannya.

Mwo?! Yak!!!

Kris sangat kesal karena panggilannya tak dipedulikan oleh Jiyeon Anehnya saat Jiyeon Pergi dari hadapannya, Kris tiba-tiba mencengkaram kenjang jantungnya karena tiba-tiba saja dia merasakan jantungnya berdebar keras saat melihat Jiyeon.

Jiyeon ternyata datang untuk menemui ibu dan anak yang tadi bermasalah dengan Kris, Ternyata anak laki-laki itu menyerahkan pin rambut yang bergambar kupu-kupu kepada Jiyeon.

“Aku minta maaf atas kekacauan ini. Ada masalah kecil tadi jadi aku telat menghubungimu.” Kata anak laki-laki itu pada Jiyeon. Dan Jiyeonpun menjawab. “Gwenchana…”

I geo..” Sambil memberikan pin rambut itu kepada Jiyeon.

Gomawoyo. Aku pikir, aku tidak bisa menemukannya lagi.”

“Setelah Dia keluar dari RS, Aku ditempatkan disana. Ibuku menemukan ini di lemari.” Tambah anak laki-laki itu.

“Aku berterima kasih lagi, untuk tidak membuang ini dan menyimpannya untukku. Ini benar-benar berharga bagiku.” Ucapnya seraya menggengam erat pin rambut itu sambil tersenyum kepada ibu dan anak laki-laki itu.

~~~ooo~~~

Saat Jiyeon hendak pulang dia tak sengaja bertemu dengan Kris didepan lobby rumah sakit. Krispun lalu menyuruh Jiyeon ikut bersama dengan dirinya karena ada sesuatu yang ingin ia tanyakan. Lalu gadis itu mengikuti Kris dari belakang.

Setibanya ditaman rumah sakit Krispun mulai bertanya kepada Jiyeon. “Apa yang sedang kau lakukan di rumah sakit ini?”

“Aku kesini untuk mengambil barangku yang tertinggal.” Balas Jiyeon.

Kris tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari ucapan Jiyeon. “Deabak!! Aku bahkan tidak yakin ingin memaafkanmu, meskipun kau memohon padaku siang dan malam. Tapi kau malah datang kesini hanya untuk suatu barang!”

Dengan kepala yang menunduk gadis itupun membuka mulutnya dan berkata dengan suara yang pelan. “Aku minta maaf karena tidak membesuk anda. Aku tidak memiliki kekuatan untuk datang karena aku merasa malu pada diriku sendiri.” Ujar Jiyeon.

“STOP! Hanya kata-kata permintaan maaf itu!  Permintaan maafnya saja tidak kau lakukan dari dalam hati, tapi hanya suatu keharusan.” Balas namja itu dengan nada yang merendahkan Jiyeon.

Kris tidak terima dengan permintaan maaf Jiyeon karena baginya permintaan maaf bukan Cuma dilakukan dengan perasaan tapi juga dengan kesepakatan. Lalu gadis itupun berkata lagi kepada Kris. “Aku akan melakukan apapun yang Direktur inginkan, Jika itu bisa menerima maafku pada Direktur.” Jiyeon menyatakan kesediaannya untuk melakukan apapun yang diinginkan Kris sebagai permintaan maaf.

“Baik. Kau harus menjadi kaki tanganku.” Pinta Kris. tapi Jiyeon menanggapinya dengan rasa ingin menolaknya. “Apa? Kaki tanganmu?”

“Ya… Mulai sekarang, Jika kau memberikan info soal Hermia, aku akan memaafkanmu.” Kali ini wajah Kris terlihat sangat serius saat menatap Jiyeon. kedua mata merekapun saling bertatapan. Gadis itupun hanya diam membisu tak menjawab perkataannya.

“Lihat! kau tidak bisa melakukannya kan?  Itu artinya permintaan maafmu sia-sia.” Tiba-tiba Kris mengagetkan Jiyeon dengan ucapannya itu. Gadis itupun mulai terbata-bata. “Ta-tapi… a-aku…”

“Lupakan soal permintaan maaf. Nanti, jika aku memasukkan Pamanku kedalam penjara, aku juga akan memasukanmu kesana bersama dengan dirinya.” Tambah pria yang berpostur tinggi tersebut.

Saat membicarakan masalah penjara membuat Kris tiba-tiba ingat dengan kekasih Jiyeon Chanyeol. Tanpa mengetahui Chanyeol sudah tiada, Kris malah memperingatkan Jiyeon kalau dirinya tidak akan pernah mencabut tuntutannya kepada Chanyeol.

“Aku jadi penasaran berapa lama, kau bisa mencintai laki-laki yang sudah jatuh seperti itu, ha?”

Dengan tersenyum masam dan bibir bergetar Jiyeonpun menjawab. “Bagaiman orang bisa… kembali hidup didalam kehidupan yang sama? Kau ini… benar-benar seorang gangster.”

Mwo? Gangster??”

“Kau bisa mengancam seseorang. Namun sampai kapanpun selama aku masih mejadi Sekertaris PresDir di Hermia, aku tidak akan memberikan sedikitpun informasi soal perusahaan kepada Anda Direktur Kris-ssi.”

“Aigoo..darimana kau belajar untuk jadi keras kepala seperti ini?”

“Ini bukanlah keras kepala. Ini tanggung jawab, rasa kewajiban. Tentu saja, kau tidak tahu soal itu semua, seorang berandalan tidak mungkin tahu itu!!!” Teriak Jiyein dengan suara yang lantang setelah itu Jiyeon langsung pergi dengan kesal.

“Yak!!! Aku belum selesai berbicara dengan mu! Yak!!!” Teriaknya namun suara teriakannya tak di pedulikan oleh Jiyeon. Ketika Kris hendak mengejarnya tiba-tiba jantungnya berdebar keras lagi.

“Deg…deg..deg…” Jantung Krispun semakin kencang berdetak saat kedua matanya menatap punggung Jiyeon yang semakin lama semakin jauh dari pandangannya. “Mengapa seperti ini lagi rasanya?” Seraya mencengkram kuat jantungnya yang tak bisa ia hentikan debarannya yang terus menerus berdenyut.

~~~ooo~~~

Tao tak sengaja mendengar beberapa pegawai menggosipkan kematian kekasih Jiyeon dan bagaimana Jiyeon yang sama sekali tidak sedikitpun menunjukan tanda-tanda kesedihan. Saat Tao melihat Jiyeon hendak pergi menjalankan tugas dari PresDir, Tao langsung menyerahkan tugas itu kepada orang lain.

“Supir Kim, kau saja yang pergi, Sekertaris Jiyeon dan aku harus pergi ketempat lain.” Lalu tangan gadis itu ditariknya bersamaan dengan dirinya.

Dalam perjalanan, Tao dengan khawatir mengatakan bahwa dikantor sudah tersebar luas rumor tentang Jiyeon. Tapi Jiyeon tak menanggapinya. “Yah apakah kau tahu sekarang julukan apa yang kau peroleh di perusahaan kita.” Kata Tao dengan wajah yang cemas. “Memangnya apa julukanku? Aku bahkan tak tahu julukan ku apa sebelum ada rumor ini.” Tanya Jiyeon dengan santai.

“Nama panggilanmu sudah berubah, dari Nona murah senyum jadi Nona senyum palsu.” Celetuk Tao dan Jyeonpun menanggapinya dengan tawanya yang kecil kemudian gadis itupun membalas.

“Yah kenapa kau tertawa?” Tanya Tao dengan ekspresi bingung. Dengan santai Jiyeonpun menjawab. “Lebih baik tertawa daripada harus menangis.” Seraya tersenyum tipis dihadapan Tao.

~~~ooo~~~

Ternyata Tao membawa Jiyeon makan malam bersama di sebuah restoran dan diapun memesan semua makanan kesukaan gadis itu. Setelah mereka selesai menikmati makan malamnya. Tao menunjukan sebuah brosur apartemen dan menyuruh Jiyeon memilih apartemen apa yang dia suka untuk Jiyeon tinggali. Tao meminta Jiyeon untuk pindah dari rumahnya yang berada tak jauh dari atas bukit. Tao cemas karena sekarang Jiyeon benar-benar akan tinggal sendirian disana, lagipula tempat itu pasti akan terus membangkitkan kenangan akan Chanyeol.

“Rumahku tidak jelek. Karena aku dari dulu sudah tinggal disana jadi kau tak usah mengkhawatirkan aku.” Sambil mengembalikan brosur apartemen tersebut kepada Tao.

“Lalu, apa kau akan terus mengingat Chanyeol setiap kali kau pulang kerumah? Besok adalah genap 49 hari ia tiada. Lebih baik bagimu untuk menghadapi kenyataannya yang sebenarnya, cepat atau lambat.”

“Tao-ah…”

“Apakah kau tahu aku selalu khawatir saat kau pulang malam sendirian kerumah tapi karena saat itu kau masih bersama Chanyeol aku bisa sedikit lega, tapi sekarang Chanyeol sudah tiada dan sekarang aku merasa bertanggung jawab terhadap dirimu.”

“Tao-ah, kau tak perlu merasa seperti itu.” Balas Jiyeon dengan suaranya yang lemah, dia tahu bahwa Tao sangat mengkhawatirkan dirinya tapi Jiyeon merasa tak nyaman saat Tao melakukan itu semua untuk dirinya.

“Kumohon dengarkan pintaku ini, anggap saja ini permintaan seorang teman, sekarang hanya ada Kita berdua.”

Sayangnya Jiyeon bersikeras menolak permintaannya untuk pindah. Jiyeon juga menyuruh Tao membeli apartemen untuk wanita yang disukainya saja. mentraktir dirinya makan di restoran bintang lima seperti ini sudah melebihi dari cukup bagi Jiyeon. Walaupun kecewa dengan jawaban Jiyeon pada akhirnya Tao pun menyerah dan memutuskan untuk mengikuti keinginan Jiyeon, tapi dia memebritahukan kalau seandainya Jiyeon mengalami kesulitan gadis itu harus segera memberitahukannya.

~~~ooo~~~

Dirumah sakit Kris merenungi kata-kata Jiyeon tadi sampai tak terasa sudah malam hari dia terus terduduk dibangku taman rumah sakit. “Bagaiman orang bisa kembali hidup dalam kehidupan yang sama?” Ingatan akan perkataan Jiyeon itu malah membuat Kris langsung berteriak penuh emosi sampai-sampai membuat orang-orang yang lewat kanget dengan teriakkannya.

“Auww. Dasar wanita keras kepala. Dengan siapa dia bicara tadi…?” Umpatnya sambil tubuhnya naik keatas bangku taman tersebut dan kemudian bangku taman itupun diinjak-injaknya tak kenal ampun.

Tak berapa lama kemudian datanglah Sekertaris Oh menghampiri  dirinya yang masih berdiri diatas bangku taman. “Apa yang sedang kau lakukan, Direktur?”

A-ani…” Dengan nada yang santai.

 Ternyata sekertaris Oh datang untuk memberi tahu kabar bahwa PresDir Gold Partners telah memutuskan untuk memberikan cuti panjang selama satu tahun untuk Kris dan biaya semua perawatan medisnya di tanggung oleh perusahaan Gold Partners, PresDir bahakan akan tetap memberikan gaji dan akan menjadikan Kris menjadi wakil PresDIr setelah Hermia hancur. Kris kemudian berfikir untuk menerima pemberian Presdir Gold Partners.

“Lalu apakah Direktur akan menerima perintah dari PresDir?”

“Mungkin.”

“Lalu, selama kau cuti, apa kau tahu siapa orang yang akan kau tunjuk untuk menemanimu selama satu  tahun?”

Sekertaris Oh dengan penuh harap bertanya kepada Kris untuk memilih dirinya selama Kris cuti satu tahun.  Tapi Kris menjawab pertanyaan Sehun tidak sesuai keinginan pria tersebut. “Aku akan keluar dari RS besok jam 12 siang. Jangan sampai telat.” Kemudian Krispun berjalan meninggalkan Sehun.

Belum jauh Kris berjalan, Kris mendengar sekertaris Oh bergumam memaki dirinya. “Dasar gila. aku akan membunuhmu lain kali jika kau mengabaikanku sekali lagi.”

“Aku bisa mendengar semuanya.” Sambil membalikkan tubuhnya keara Sehun setelah itu ia melanjutkan jalannya lagi.

Melihat Kris mulai pergi meninggalkan dirinya, Sehun kemudian mengumpat dirinya lagi. “Apa kau “cenanyang” sehingga kau bisa mendengarnya?”

Krispun menghentikan langkah kakinya dan berkata lagi. “Aku bilang, aku bisa mendengarmu!”

“Pembohong…” Kali ini suara Sehun lebih dikecilkan bahkan bisa dibilang dia berkata seperti berbisik. Tapi ternyata perkataannya terdengar juga ditelinga Kris. “Yak!!!” Teriak pria jangkung itu Sehunpun langsung berlari meninggalkan Kris bergitu saja tanpa berani mengucapkan satu katapun dihadapannya.

~~~ooo~~~

Saat Kris hendak kembali ke kamarnya, ia tak sengaja mendengar lagu di radio yang tak jauh dari meja perawat. Lagu itu adalah lagu yang dinyanyikan Chanyeol saat melamar Jiyeon. mendengar lagu itu membuat jantung Kris berdebar dan tak berapa lama kemudian air matanya pun tiba-tiba menetes di kedua pipinya.

Sebelah tangan Krispun mengusap tetesan airmata yang membasahi pipinya dan kemudian Kris pun berkata. “Ada apa dengan diriku?” Kris sampai terheran-heran sendiri dengan apa yang sebenarnya yang sudah terjadi pada dirinya.

~~~ooo~~~

Keesokan harinya adalah tepat hari ke-49 kematian Chanyeol. Ham Eunjung pun mengunjungi TKP.

“Hari ini hari ke 49, Subaee, mereka bilang, hari ini hari dimana kau naik ke Surga selamanya. Bahkan aku dimarahi mereka, saat aku tidak datang ke pemakamanmu.” walaupun orang bilang pada hari ke -49 ini, arwah Chanyeol telah pergi kesurga tapi Eunjung bersumpah akan menemukan pelakunya segera, agar Chanyeol bisa beristirahat dengan tenang di surga.

“Aku tidak akan pergi mengunjungi pemakamanmu sampai penjahat itu tertangkap. Dihari saat aku berhasil menangkap penjahatnya akan  menjadi hari dimana Aku mempersiapkan pemakaman untukmu. Beristirahat dengan tenang, Subaee.” Sebelum pergi, Eunjung meletakkan beberapa permen lolipop disana.

~~~ooo~~~

Ternyata Jiyeon juga mengunjungi dirumah duka dimana abu jenazah Chanyeol ditaruh. Dengan tangis sedih, Jiyeon memberitahukan tentang cuaca yang entah kenapa setiap kali ia mengunjungi Chanyeol, selalu cerah bahkan di hari ini pun matahari bersinar dengan cerahnya.

“Belakangan ini cuaca agak mendung. Tapi hari ini matahari bersinar terang. Ada pepatah mengatakan, jika kau pergi ke dunia lain, kepribadianmu juga akan ikut pergi bersama denganmu. Ketika aku datang kesini pada hari Tahun baru  anehnya, lalu lintas jalan sangat lenggang. Bahkan hari ini juga…” Sesaat suara Jiyeonpun mulai bergetar tapi gadis itu tetap melanjutkan percakapannya didepan abu jenazah sang kekasih sambil menatap foto  Chanyeol yang sedang tersenyum yang bertengger didalam kotak kaca kecil tersebut.

“Sepertinya aku sedang ber-rekreasi karena cuacanya yang sangat indah dan juga… hatiku terasa sangat sakit. Karena sepertinya kau memikirkan soal Kita bahkan setelah kau sudah tidak ada. Tolong, saat kau berada di surga sana jangan berpikir yang lain, pergilah dengan damai.” Kali ini air mata itupun tumpah seketika, Jiyeon tak sanggup lagi menahan sedih dihatinya.

Saranghae… Yeol-ah… Saranghae… ” Ucapnya dengan senyum yang menggembang di wajahnya seraya kedua maniknya menatap sendu kearah bingkai foto pujaan hatinya yang sudah tiada.

Ternyata saat Jiyeon ada disana di ruang terssbut sudah ada Tao yang bersembunyi didepan pintu masuk. Pria itupun hanya diam terpaku saat mendengar perkataan yang baru saja Jiyeon ucapkan kepada Chanyeol. Tao pun hanya dapat menghela nafas yang panjang seraya tubuhnya bersandar di sisi besi tralis tangga.

~~~ooo~~~

Dihari ini juga Kris pun keluar dari rumah sakit. Dalam perjalanan keluar dari rumah sakit, dia melihat beberapa pasien yang dikunjungi oleh keluarga dan kerabat mereka. Melihat itu membuat Kris bertanya kepada Sehun, apakah selama dia tak sadarkan diri ada seseorang yang mengunjunginya?

Sehunpun lalu berkata tidak. Dia sudah memastikan tidak ada seorangpun yang mengunjunginya karena dulu Kris pernah memarahi orang-orang yang menjenguknya dan menyuruh semua karyawannya kembali bekerja.

Waeyo? Apakah kau ingin menuntut karyawan yang sudah mengunjungimu?” Tanya Sehun.

A-anii…” Balasnya dengan wajah yang penuh dengan kekecewaan. Padahal dulu dia tak pernah merasakan hal semacam ini sebelumnya.

~~~ooo~~~

Sekertaris Oh kemudian hendak mengantar Kris kembali ke Hotel, tapi Kris menolaknya ia ingin langsung pergi kekantor sekarang. Sekertaris Oh pun langsung kanget mendengarnya dan kemudian menyuruh supir untuk berputar balik menuju kantor Gold Partner. Ternyata para pegawai kantor dengan makan-makan dan bersantai ria. Mereka semua langsung kelabakan saat tahu bahwa Kris akan datang kekantor. Mereka pun langsung cepat-cepat membuang semua makanan mereka dan kemudian mereka pun langsung merapikan semua file-file kantor, bahkan semua pegawai juga tak lupa menyemprotkan pengharum ruangan keseluruh penjuru ruangan.

Semua pegawai langsung lari kocar-kacir saking paniknya. Karena Kris adalah seorang atasan yang sangat keras. Bau tidak enak sedikit saja langsung menjadi masalah besar bagi dirinya. Laporan salah sedikit saja langsung membuat emonyinya meledak-ledak, bahkan dia tidak mau menerima surat pengunduran diri dari siapapun dan menuntut mereka semua untuk bekerja sesuai gaji yang mereka dapatkan.

Akan tetapi kali ini saat Kris tiba di kantor, semua pegawai dikejutkan dengan sikapnya yang tidak biasa saat Kris mengucapkan pujian atas kerja keras semua karyawannya.“Senang bisa kembali kesini, kalian sudah bekerja keras saat aku tidak ada dan aku rindu kalian semua.” Saking terkejutnya salah satu karyawan tak sengaja menjatuhkan nampan minumannya yang ia pengang.

Tak lama kemudian datanglah Jessica disana kemudian Jessica menyuruh Kris masuk ke dalam ruang kerjanya karena ada sesuatu yang ingin dia beritahukan pada pria tersebut. Setibanya di ruang kerjanya, Kris melihat ada seorang tamu, yaitu Tao. Walaupun Tao bekerja sama dengan Hermia, tapi ternyata Tao dan Kris belum sempat bertemu sebelumnya.

“Siapa orang ini?” Tanya Kris.

Kemudian tamu itupun bangkit dari tempat duduknya dan pria itupun mengenalkan dirinya kepada Kris. “Senang bertemu denganmu. Perkenalkan aku Direktur Hermia, Tao.” Sontak Krispun tercengang saat pria yang ada dihadapannya ini memperkenalkan dirinya didepannya.

“Apa mau orang ini? Apa yang sedang direncanakan olehnya? Apakah ini semua akal-akalan Paman untuk melihat titik lemah ku? Tapi kalau iya kenapa dia mengutus orang dari Hermia secara terang-terangan didepanku?” Kris hanya mampu bertanya dalam hatinya sambil kedua matanya menatap tajam kearah laki-laki yang saat ini sedang berdiri dihadapannya.

_TBC_

~~~ooo~~~

Annyeonghaseo yeorobun ….

Ketemu lagi sama Phiyun disini (^-^)/ mudah-mudan gak bosen yah ketemu aku terus, hehe 😀

Bagaimana menurut kalian ceritanya kali ini… aku harap kalian menyukainya ya ^^

Kali ini aku lebih memfokuskan cerita tentang Chanyeol ya, semoga kalian gak kecewa tapi tenang di part selanjutnya pasti cerintanya makin seru, hehehe 😀

Maaf bila banyak Typo’s yang bertebaran saat membaca cerita ini, maklum author juga manusia biasa ^^

Penasaran sama lanjutan ceritanya ? Ayo jangan lupa berikan  komennya ya biar secepatnya aku postingin kelanjutannya. Komentar dari para readers adalah sebagai penyemangat author untuk lebih baik lagi dalam menulis cerita selanjutnya … 😀

See you ….

Khamsahamida (^-^) v

2 respons untuk ‘[FF Request] Falling For Innocence [Part 4]

  1. Mian.. baru bisa baca n komenin part ini, hehee 😀
    Omo… kasian banget ya uri jiyi… mudah” kris cepet jadi bae sama jiyi
    aku langsung baca next partnya ya, gomawo ^^

    • Iya gak apa -apa kok Eonni ^^
      iya disini jiyinya kasian ya… jadi ikut sedih juga diriku, hiks..hikss T.T
      silakan eonni loncat ke part selanjutnya
      Makasih yah dah nyempetin baca ff ku ini n komennya ^^

Komen Juseyo ^^

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.